Geografi

Miskonsepsi terkait geografi seringkali terjadi di masyarakat. Segelintir orang menganggap geografi sekedar ilmu tentang bumi saja. Pada kenyataannya, kajian mata pelajaran ini sangat luas, tak terbatas pada bumi semata. Pembahasan tentang bumi dan lokasi hanya sebagian dari kajian geografi yang bisa ditemui di pelajaran sekolah maupun kuliah dasar.

Lantas, apa sebenarnya ilmu geografi yang tepat? Bagaimana pula pendapat ahli dalam mendefinisikan mata pelajaran ini? Membahas tentang hal ini, ada baiknya kita melihat kembali sejarah geografi. Seperti yang kita tahu, istilah geografi tak terlepas dari seorang ahli astronomi dan filsafat, Erastothenes.

Selain diperkenalkan oleh Erastothenes, geografi juga diangkat dalam sebuah buku berjudul Geographia. Buku tersebut ditulis oleh Klaudios Ptolemaios pada abad kedua. Sesuai judulnya, buku ini mengupas tuntas terkait mata pelajaran ini secara mendalam. Tak ayal kalau Geographia pun menjadi buku paling bersejarah dan masih dicari banyak orang.

Konsep Geografi

Untuk menjelaskan kondisi dan dampak geografis bumi, ada 10 konsep geografi yang digunakan. Sepuluh konsep ini mendukung para analis, peneliti, maupun akademisi dalam proses pembelajaran dan penelitian. Sebagai landasan, konsep tersebut tentu berlaku di lapangan maupun laboratorium tanpa terbatas.

Adapun 10 konsep dasar dalam memahami geografis adalah lokasi, pola, jarak, keterjangkauan, aglomerasi, diferensiasi area, nilai kegunaan, geomorfologi, keterkaitan keruangan, dan interaksi interdependensi. Lokasi terbagi menjadi 2 yakni absolut dan relatif yang menjelaskan posisi spasial dari suatu objek. Sementara jarak memperhitungkan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tempat.

Semua konsep saling terhubung antara satu dengan lainnya. Dari pengaplikasian konsep, analis bisa mengetahui pola penyebaran penduduk hingga demografis. Sistem tata ruang pun kerap mengedepankan konsep diferensiasi areal, dimana area yang tepat sebagai pemukiman dan sebaliknya. Tak cuma itu, konsep dasar juga membantu melihat peta penyebaran penduduk berdasarkan jenis pekerjaan.

Sebagai contoh, kebanyakan nelayan bermukim di kampung nelayan sekitar garis pantai. Wilayah lereng pegunungan lebih tepat dijadikan lahan pemukiman daripada pegunungan. Begitu pula dengan keterkaitan antara area industri dengan pusat perkantoran. Dalam hal ini, Anda bisa melihat Jakarta dan Karawang yang tak bisa dipisahkan.

Prinsip Geografi

Jika Anda tertarik pada fenomena geosfer, ada baiknya ketahui pula prinsip geografi. Hal ini untuk mendukung konsep yang telah dibahas dan dipahami sebelumnya. Berbeda dengan konsep, prinsip dalam geografis hanya terdiri atas 4, yaitu deskripsi, distribusi, korologi, dan interelasi. Prinsip ini dijadikan acuan dalam meneliti, mengkaji, dan menyikapi berbagai variabel serta fenomena geosfer.

Agar lebih paham, kita akan membahas keempat prinsip secara mendalam. Pertama, deskripsi menyajikan data terkait fenomena geosfer dalam bentuk grafik, tabel, maupun tulisan. Pada dasarnya, seluruh gejala geografis punya hubungan sebab akibat. Daerah rawan banjir misalnya, bisa dikarenakan wilayah yang terlalu rendah serta curah hujan tinggi.

Kedua, prinsip distribusi atau persebaran yang mengaitkan gejala geografis dengan pola persebaran masyarakat. Di Indonesia, pola persebaran penduduk terpusat di Pulau Jawa daripada pulau lainnya. Ketiga, interelasi yang hanya bisa diteliti setelah ada persebaran penduduk. Gejala geosfer dinilai saling terhubung erat, sehingga mempengaruhi secara langsung ataupun tidak.

Terakhir, prinsip korologi yang berfungsi saat ketiga prinsip lainnya terpenuhi. Korologi berarti menganalisis gejala geosfer pada suatu wilayah dengan karakteristik tertentu. Dapat dikatakan korologi mewakili geografi modern, sebab mengamati keseluruhan aspek. Analis akan memperhitungkan dampak industri serta pembangunan terhadap perubahan lingkungan.

Pendekatan Geografi

Salah satu memahami sebuah keilmuan tentu melalui pendekatan. Begitu pula dalam geografis, pendekatan geografi dibutuhkan untuk menjelaskan pengetahuan tersebut. Dilihat dari cara kerjanya, ada 4 pendekatan yang lumrah digunakan oleh para analis, peneliti, maupun akademisi. Pendekatan regional misalnya, memadukan seluruh unsur yang terdapat di muka bumi. Tujuannya untuk mengetahui ciri utama, variabel, serta persamaan dan perbedaan antar wilayah.

Berikutnya, pendekatan ekologis yang menekankan hubungan manusia dengan lingkungan, mulai dari manusia purba hingga peradaban saat ini. Secara tidak langsung, kehidupan manusia memberi dampak pada kerusakan lingkungan. Setelah itu, ada pula pendekatan sistematik untuk melihat pola terjadinya suatu fenomena geosfer. Misalnya saja, kejadian gempa bumi yang terjadi wilayah berbeda dengan pola sama.

Setiap gejala geosfer ternyata terhubung erat dengan kehidupan masa lalu. Kejadian yang telah berlalu mungkin saja dampaknya dirasakan kini. Bahkan unsur tersebut kemungkinan besar masih berlangsung sampai sekarang. Agar lebih mudah, coba perhatikan perkembangan wilayah industri dalam beberapa dekade. Kota industri tidak dibangun dalam 1 malam, namun terjadi kesinambungan dan perencanaan tiap tahunnya.

Pengertian Geografi

Membahas pengertian geografi, kita tentu harus balik ke penjelasan awal. Sebelumnya, telah disebutkan asal muasal kata geografi dan pencetus keilmuan tersebut. Geografi bukanlah cabang ilmu modern, namun keberadaannya sangat relevan dengan kehidupan manusia. KBBI telah mendefinisikan mata pelajaran ini sebagai ilmu pengetahuan yang mengamati keseluruhan kondisi bumi, mulai dari permukaan sampai makhluk hidup.

Tak cuma definisi tersebut, geografi juga dimaknai secara umum dengan mengutip pendapat dari para ahli. Pemaknaan geografi secara umum adalah ilmu yang mempelajari seluruh fenomena geosfer di permukaan bumi dan manusia di dalamnya. Dari sini, miskonsepsi terkait geografi dapat diluruskan, minimal Anda salah paham lagi dengan ruang lingkup dan pembahasan mata pelajaran ini.

Kebanyakan orang menganggap geografi hanya terbatas pada demografis dan geografis. Pada kenyataannya, geografi mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan gejala geosfer. Kehidupan modern pun menjadi kunci utama dalam melihat dan menganalisis perubahan di permukaan bumi. Seperti yang kita tahu, gejala geosfer tidak dipicu oleh satu hal, namun ada unsur lain yang melatarbelakanginya.

Oleh sebab itu, penting mengetahui pengertian, konsep, maupun prinsip untuk bisa memahami kondisi bumi. Upaya ini akan berpengaruh pula pada perubahan gaya hidup yang berdampak pada lingkungan. Meskipun berfokus pada manusia, geografi memberi sumbangsih besar pada ekosistem di alam semesta.

Aspek Geografi

Apa gagasan dan interpretasi yang dipertimbangkan dalam geografi? Dalam geografi, ada 2 aspek geografi yang menjadi gagasan, yakni fisik dan sosial. Aspek fisik atau ilmiah cenderung pada penampakan fisik suatu wilayah. Kondisi fisik yang diamati melingkupi perairan, kelautan, kewilayahan, hewan, dan tumbuhan.

Nantinya, aspek fisik dibagi lagi menjadi biotik, non biotik, serta topologi. Aspek biotik mencakup vegetasi, manusia, dan hewan. Topologi membahas tentang kewilayahan, sementara non biotik cenderung ke iklim, tanah, maupun perairan. Bila Anda ingin mendalami salah satu dari aspek fisik, kajian akan dipersempit dalam beberapa cabang keilmuan, seperti klimatologi, geologi, dan lain-lain.

Berbeda dari aspek fisik, aspek sosial bergantung pada sosial, ekonomi, serta politik. Intinya, aspek ini melihat pola persebaran dan keruangan dari aspek sosial masyarakat. Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar? Mengapa jumlah penduduk kota metropolitan lebih padat daripada pedesaan?

Mengingat kajian geografi terbatas pada sosial dan fisik, fokus penelitian hanya untuk melihat timbal balik antara lingkungan dengan manusia. Sebagai sebuah kesatuan, manusia tak bisa hidup tanpa lingkungan atau alam yang mendukung. Begitu pula sebaliknya, alam membutuhkan manusia untuk bisa terus ada dan terawat.

Ruang Lingkup Geografi

Ruang lingkup geografi bukan berarti membatasi kajian yang dilakukan. Pasalnya, geografi sendiri merupakan pengetahuan yang sangat luas terkait manusia dan lingkungan. Penentuan ruang lingkup sebenarnya membantu kita memahami geografi dengan lebih baik. Lantas, apa saja ruang lingkup pada geografi? Berikut kita jelaskan satu per satu agar lebih mudah.

Pertama, fisik yang menjelaskan berbagai fenomena dari sudut pandang fisik bumi. Seluruh fenomena tersebut dilihat secara fisik, baik dipengaruhi oleh manusia ataupun tidak. Sederhananya, geografer mengamati seluruh hal yang dapat terlihat oleh mata. Berbeda dengan fisik, ruang lingkup sosial cenderung mempertimbangkan hal dari kacamata sosial.

Walaupun membahas sisi sosial, geografi sosial tak terlepas dari fisik. Geografer tak boleh mengesampingkan interaksi manusia dan alam yang berimbas pada sosial kehidupan. Ruang lingkup selanjutnya adalah regional yang menggabungkan aspek fisik dan sosial. Kajian pada ruang lingkup ini lebih spesifik, sebab telah ditentukan dari awal.

Keempat, geografi teknik yang penyajian data spasial dan aspasial dengan metode tertentu. Umumnya, hasil dari geografi teknik berupa peta yang bisa digunakan oleh para geografer maupun akademisi. Visualisasi peta telah mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Peta tak lagi disajikan dalam dua dimensi, namun bentuk digital.

Penelitian Geografi

Perkembangan ilmu pengetahuan selalu diuji lewat serangkaian penelitian. Hal serupa terjadi pula pada penelitian geografi yang terus diperbaharui. Berbagai penelitian, penemuan, dan pengujian data dilakukan untuk memecahkan beragam masalah. Masalah-masalah geosfer yang baru muncul dalam beberapa dekade belakangan pun terjawab lewat penelitian terbaru.

Dengan tujuan pengembangan tersebut, penelitian di bidang geografi selalu menekankan sifat-sifat ilmiah. Setidaknya, penelitian harus mampu memecahkan sebuah masalah, teruji kebenarannya, berbasis penemuan, serta pengembangan. Sifat-sifat tersebut dapat menjamin sebuah penelitian dapat memberi sumbangsih besar terhadap pembelajaran maupun kehidupan manusia.

Di samping itu, penelitian tentu harus bersifat novelty atau pembaharuan. Berawal dari penemuan fenomena geosfer baru di lingkungan, penelitian dilakukan dengan menguji kebenaran. Kebenaran sangat diperlukan agar penelitian menjadi pijakan pada penelitian berikutnya. Jika ditemukan pemecahan masalah, tentu ada pembaharuan yang tak didapat dari penelitian sebelumnya.

Pada dasarnya, ada 3 jenis penelitian yang dilakukan pada ranah geografi. Pertama, penelitian deskriptif yang menjelaskan gejala geosfer secara sistematik dan berdasarkan data. Kedua, penelitian eksploratif dengan mengumpulkan data lewat serangkaian observasi hingga studi kepustakaan. Ketiga, penelitian eksplanatif yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari gejala geosfer.

Hakikat Geografi

Setelah pembahasan terkait definisi, kita bisa menarik kesimpulan hakikat geografi. Intinya, geografi merupakan ilmu tentang permukaan bumi dan kehidupan manusia diatasnya. Meskipun ada begitu banyak pendapat ahli terkait geografi, semuanya sepakat tentang ruang lingkup dan pembahasan. Geografi tetap memenuhi elemen-elemen dasar dari kajian geosfer.

Geografi tetap berpegang pada penelitian, pengamatan, serta observasi terkait permukaan bumi. Sebagai objek kajian, kehidupan manusia pun ditelaah beserta berbagai perubahan dan pembangunan yang dilakukan. Geografer juga berfokus pada pola persebaran masyarakat dengan memperhitungkan kondisi lingkungan. Dari sini, mereka bisa merumuskan sistem kewilayahan atau tata ruang yang berpihak pada keseimbangan alam dan manusia.

Mengingat kajian geografi yang cukup luas, tentu geografer harus bijak menentukan kebermanfaatan ruang serta sumber daya alam. Jangan sampai penelitian ataupun keputusan yang diambil malah merugikan salah satunya. Pasalnya, hal tersebut akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup manusia ke depannya. Lingkungan yang rusak akan sulit dijadikan pemukiman oleh generasi selanjutnya.

Terakhir, geografer pun harus memperhatikan konsep dasar dari geografi. Pada dasarnya, geografi berpatokan pada 10 konsep yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya. Konsep dijadikan sebagai mata pisau penelitian maupun observasi. Tujuannya tentu untuk menemukan pemecahan masalah dengan tepat dan bermanfaat. Nilai kebermanfaatan menempatkan ilmu pengetahuan lebih tinggi daripada sebuah opini belaka tanpa didukung data dan fakta.

Objek Kajian Geografi

Bumi menjadi objek kajian geografi yang paling utama dan mendasar. Untuk melakukan kajian terhadap bumi, tentu dibutuhkan serangkaian metode dan ilmu yang tepat. Pengaplikasikan ilmu serta metode inilah yang membimbing para geografer merumuskan objek kajian dalam ranah mata pelajaran ini. Seperti halnya ilmu pengetahuan lain, objek kajian disini berpusat pada formal dan material.

Objek kajian material meliputi seluruh fenomena atau gejala geosfer yang terjadi di permukaan bumi. Ini meliputi fenomena yang terjadi di permukaan udara, air, maupun aktivitas manusia. Geografer menilai adanya kaitan antara satu dengan lainnya yang mengakibatkan perubahan ataupun kerusakan. Untuk itu, penelitian akan berpusat pada kondisi-kondisi tersebut demi menemukan solusi yang tepat.

Aplikasi ilmu geografi dapat dilakukan dengan menggunakan objek kajian material. Dengan serangkaian metode dan pendekatan, permasalahan mata pelajaran ini pun dapat dipecahkan. Bisa dikatakan objek kajian formal merupakan sudut pandang atau cara berpikir dalam melihat objek kajian formal. Dalam praktiknya, objek kajian ini menekankan pada unsur keruangan, pola persebaran, serta interdependensi dan interaksi dari setiap fenomena.

Sampai di sini, Anda tentu bisa memahami berbagai seluk beluk terkait mata pelajaran ini. Mulailah ubah sudut pandang terkait geografi yang terlalu sempit. Jika Anda merasa mata pelajaran ini hanyalah ilmu terkait bumi, pada kenyataannya tak demikian. Ruang lingkup dan kajian mata pelajaran ini sangat luas, sehingga bisa memecahkan berbagai permasalahan manusia dan alam.

Makalah Geografi

Tertarik membuat makalah geografi yang mempunyai nilai kebermanfaatan? Cobalah temukan fenomena geosfer yang dekat dengan keseharian kita. Baca banyak jurnal dan penelitian terbaru untuk mengetahui isu yang tengah hangat. Tak hanya itu, bekali diri Anda dengan ilmu dasar mata pelajaran ini serta konsep dan prinsipnya.

Jangan sampai Anda mengulang dan hanya menyalin penelitian yang telah ada. Bila hal tersebut dilakukan, penelitian Anda tak akan memenuhi sifat dari penelitian geografi. Pastikan, Anda tahu metode serta pendekatan yang tepat, setidaknya untuk mendukung hipotesa. Hipotesa memang tak selalu ada dan terbukti pada setiap penelitian, namun tak berlaku pada mata pelajaran ini.

Pada mata pelajaran ini, setiap penelitian harus melewati uji kebenaran. Artinya, penelitian tersebut telah teruji dan benar, sehingga bisa diakui dan dijadikan dasar penelitian lain. Ada begitu banyak isu yang bisa diangkat dalam penelitian geografi. Salah satunya perubahan iklim yang makin terasa nyata akibat sistem tata kota di kota-kota besar.

Tanpa disadari, perubahan iklim lebih terasa di kota daripada desa. Minimnya lahan penghijauan serta pembangunan gedung tinggi ternyata memberi pengaruh besar. Topik tersebut mungkin bisa membuka pandangan Anda dalam melihat permasalahan geosfer. Ide segar dibutuhkan untuk membantu Anda tak terperangkap pada topik yang sama dari puluhan tahun lalu. Jadi, sudahkah Anda memutuskan topik serta isu yang ingin diangkat dalam penelitian geografi?

Tinggalkan komentar