Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa Tallo atau yang biasa disebut dengan kesultanan memiliki pusat kekuasaan di Sulawesi Selatan. Jika di Sumatra ada Kerajaan Samudra Pasai yang memiliki corak kebudayaan agama Islam, maka di Sulawesi, kesultanan ini memang sangat terkenal. Sebenarnya nama Gowa dan Tallo itu terdiri dari dua kerajaan. Pada waktu itu, Gowa juga dikenal oleh masyarakat kesultanan Makassar. Wilayah yang dapat berhasil dikuasai oleh kerajaan ini cukup luas hingga kawasan timur Nusantara.

Terdapat banyak kisah di balik Kerajaan Gowa Tallo sehingga sejarah tentang kekuasaan selalu diingat oleh sebagian besar masyarakat. Tapi, tidak sedikit pula orang-orang zaman sekarang yang tidak mengetahui dan bahkan tidak ingin tahu dengan apa yang terjadi di masa lampau. Tentu contoh seperti ini tidak baik untuk ditiru, oleh karena itu Anda harus menambah wawasan mengenai sejarah. Simak ulasan singkat berikut :

Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

Sebagai kerajaan Islam yang terkenal kuat bertahan di Sulawesi Selatan, terdapat beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo. Meskipun tidak banyak yang tersisa, tapi setidaknya semua peninggalan itu mampu membuat semua orang tetap mengingat keberadaan kerajaan ini. Apalagi semua bentuk bukti sejarah ini berupa sebuah tempat,walaupun tidak utuh tapi setidaknya bisa didatangi langsung oleh masyarakat Indonesia.

Terdapat tiga peninggalan yang tersisa, yaitu Istana Balla Lompoa, Benteng Ujung Pandang, dan Masjid Katangka. Mari kita bahas satu per satu mengenai beberapa bukti sejarah ini secara lebih mendetail. Pertama, Istana Balla Lompoa yang letaknya tepat di Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Bangunan ini didirikan oleh Raja Gowa yang ke-35 dimana dibangun dengan 54 tiang, empat jendela di bagian depan dan enam jendela di sisi kiri.

Kedua, Benteng Ujung Pandang yang letaknya di pinggir pantai Kota Makassar bagian barat. Bangunan yang didirikan oleh raja Gowa ke-9 ini tepatnya sudah ada sejak tahun 1545. Namun, ketika kekuasaan digantikan oleh raja ke-14 konstruksinya digantikan oleh batu padas yang berasal dari Pegunungan Karst.

Peninggalan terakhir adalah Masjid Katangka yang dibangun sejak abad ke-18. Nama tersebut digunakan karena bahan dasar yang digunakan untuk masjid ini adalah kayu dari pohon katangka. Tepatnya, masjid ini terletak di sebelah utara Kompleks Makam Sultan Hasanuddin. Hingga saat ini masjid ini pun masih ada dan dianggap sebagai masjid tertua yang ada di Sulawesi Selatan. Meskipun bentuknya sederhana, tapi sudah banyak orang yang mengetahui bahwa masjid ini memiliki sejarah.

Letak Kerajaan Gowa Tallo

Untuk letak sebenarnya sudah sesuai dengan apa yang sudah disebutkan di atas, yaitu di Sulawesi Selatan. Tapi, untuk letak geografisnya mungkin belum semua orang mengetahuinya. Sebagai ibukota Gowa, Makassar dahulu lebih banyak disebut dengan Ujungpandang.

Jika dilihat dari sisi geografisnya, letak Kerajaan Gowa Tallo memiliki posisi yang bisa dibilang strategis. Karena, sangat dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara dimana pastinya kegiatan ekonomi berjalan baik disana. Dengan begitu, Kerajaan Gowa Tallo berhasil menguasai jalur perdagangan dan menjadi kerajaan terbesar. Hal inilah yang membuat kesultanan di Makassar dikenal oleh seluruh Nusantara dan bahkan beberapa negara lain pun juga sudah mengenal kerajaan ini.

Baca juga: Kerajaan Kalingga

Sejarah Kerajaan Gowa Tallo

Sebelum membahas lebih dalam mengenai sejarah Kerajaan Gowa Tallo, perlu Anda ketahui bahwa ada juga beberapa kerajaan lain yang berdiri mandiri di Sulawesi Selatan. Diantaranya adalah Bone, Wajo, Sopeng, Sidenreng, Gowa dan Tallo. Kerajaan Gowa Tallo ini di tahun 1528 membentuk persekutuan bersama yang sebelumnya menjadi dua kekuasaan.

Saat ini, kerajaan Makassar ini wilayahnya berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Perlu Anda ketahui, posisi yang ada di antara Malaka dan Maluku membuat wilayah ini dikenal sebagai bandar pertama yang kaya akan rempah-rempah di Indonesia. Apalagi didukung dengan pelaut-pelaut tangguh sehingga dapat memperkuat wilayah lautan kerajaan Makassar.

Terkenalnya, kesultanan ini memiliki bahan-bahan makanan seperti beras, kapur barus hitam, daging dan bahan lainnya. Penduduk kerajaan mendapatkan pasokan barang dari luar. Salah satu buktinya adalah terkenal memiliki hubungan baik dengan China yang diabadikan dengan Dinasti Sung dan Ming.

Asal Usul Kerajaan Gowa Tallo

Asal usul Kerajaan Gowa Tallo diawali dengan adanya dua kesultanan Gowa dan Tallo. Kemudian Daeng berusaha untuk memasukkan agama Islam ke wilayah Sumatera Selatan. Setelah dirinya berhasil, ia berkeinginan untuk menjadikan satu dua kerajaan tersebut sehingga dikenal dengan nama Gowa Tallo.

Ketika baru berdiri, akhirnya keberhasilan mendirikan sebuah kerajaan pun bisa terwujud yang membuat para penduduk Makassar mulai terpenuhi kebutuhannya. Keseriusan Sultan Alauddin atau Daeng ini memang tidak mudah. Tapi, sebagai orang yang memperkenalkan islam pertama di Makassar tentu beliau menjadi tokoh yang paling diingat oleh banyak orang.

Saat itulah secara perlahan Kerajaan Gowa Tallo semakin berkembang dengan pesat. Salah satu yang harus dihadapi oleh kerajaan ini adalah dimusuhi oleh pihak VOC karena menganut agama Islam. Saat itu memang agama Islam tidak begitu diminati oleh sebagian besar orang.

Tapi, hal ini tidak membuat kerajaan menyerah begitu saja, sebagai seorang pemimpin Sultan Alauddin tetap berusaha keras agar Islam bisa dikenal. Tak hanya dikenal, melainkan diminati untuk dianut oleh semua orang termasuk penduduk Makassar.

Silsilah Kerajaan Gowa Tallo

Hanya ada delapan silsilah raja yang mampu memberikan pengaruh besar kepada kerajaan. Kedelapan silsilah Kerajaan Gowa Tallo secara berurutan itu dimulai dari Sultan Alauddin selaku raja pertama. Beliau memerintah sejak tahun 1591 sehingga 1639 Masehi. Pada masa pemerintahannya, beliau berhasil memasukkan agama Islam ke Makassar untuk pertama kalinya.

Selanjutnya, posisi kerajaan dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Sultan Muhammad Said hingga tahun 1653 Masehi. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Said, Makassar mengalami perkembangan yang cukup pesat. Baik di sisi kekuatan militer hingga kondisi perekonomiannya.

Silsilah selanjutnya diteruskan oleh raja yang memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur yaitu Sultan Hasanuddin. Ketika beliau menduduki kepemimpinan, VOC berhasil ditentang dan pusat perdagangan pun berhasil didapatkan oleh wilayah ini untuk Indonesia bagian Timur. Tak hanya berhenti disini saja, silsilah kerajaan yang berhasil memberikan pengaruh besar dilanjutkan oleh Raja Mapasomba.

Beliau adalah anak dari Raja Hasanuddin yang selalu memberikan ketegasan untuk menentang masuknya Belanda ke nusantara. Hanya 5 tahun bertahta, Mapasomba wafat dan langsung digantikan oleh Mohammad Ali yang sempat mengalami pasang surut. Tapi berkat kerja kerasnya untuk bertahan akhirnya Makassar pun bisa tetap mempertahankan kekuasaannya.

Selanjutnya, Sultan Abdul Jalil pun menggantikan posisi sebagai seorang raja yang berhasil memimpin sangat lama, yaitu sampai 31 tahun. Pemerintahannya tidak tanpa hasil, banyak perkembangan yang berhasil dicapai sehingga membuat kerajaan Makassar lebih baik. Kemudian, beliau mundur dan langsung digantikan oleh Sultan Ismail yang tetap memiliki cara pemerintahan yang sukses.

Namun, tak lama beliau mundur dan digantikan oleh Sirajuddin yang juga menjadi raja terakhir dianggap berhasil. Sisanya, hanya mampu mempertahankan tanpa memberikan perkembangan yang signifikan.

Raja-Raja Kerajaan Gowa Tallo

Seperti yang sudah disebutkan pada pembahasan di atas, bahwa raja-raja Kerajaan Gowa Tallo masih memiliki ikatan persaudaraan sehingga sebagai besar langsung diteruskan oleh keturunannya. Semua raja yang memimpin bahkan memiliki pencapaian luar biasa dimana berperan besar bagi perkembangan kerajaan.

Memimpin sebuah kerajaan agar bisa berjalan dengan baik dan menjalin kerja sama dengan banyak pihak bukan hal sulit. Tapi, ternyata kesultanan Gowa Tallo bisa memberikan hal-hal terbaik bagi kerajaan dan penduduknya. Termasuk masuknya agama Islam yang dapat diterima oleh masyarakat luas pada saat itu.

Hal ini membuktikan bahwa Kerajaan Gowa Tallo bisa memberikan sejarah terbaiknya sehingga membawa Nusantara menjadi seperti sekarang. Kedelapan raja yang terdiri dari Sultan Alauddin, Muhammad Said, Hasanuddin, Mapasomba, Mohamad Ali, Sultan Abdul Jalil, Ismail, dan Sirajuddin mampu memberikan yang terbaik.

Sebenarnya masih ada raja-raja yang lain, tapi mereka tidak memiliki keberhasilan sehingga dalam sejarah tidak ada yang menonjol di antara mereka.

Pendiri Kerajaan Gowa Tallo

Mempelajari mengenai sejarah tentu harus mengetahui siapa pendiri Kerajaan Gowa Tallo. Kesultanan Makassar yang sudah ada sejak abad ke-16 Masehi ini disatukan oleh raja Gowa waktu itu yang bernama Daeng Manrabba. Dimana waktu itu memang terbagi menjadi dua kerajaan,

Kemudian, pada saat kedua kerajaan tersebut disatukan akhirnya Daeng mengganti namanya dengan Sultan Alauddin. Alasannya adalah waktu itu memang dirinya ingin menyebarkan agama Islam di Sulawesi Selatan dan akhirnya pun berhasil. Selain pendiri, pemerintahan kerajaan juga dipimpin oleh dirinya sendiri sehingga menjadi raja pertama.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

Selain masa kejayaan, Anda juga harus mengetahui apa saja penyebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo. Awal mula adanya masalah adalah Belanda yangmengakhiri peperangan dengan cara  adu domba politik. Hal ini tentu membuat Bone dengan Makassar mengalami masalah.

Pada saat itu, Raja Bone pun merasa dijajah Makassar dan memutuskan untuk melepaskan diri dari VOC. Akibatnya, VOC bersekutu dengan Bone untuk merencanakan sesuatu hingga bisa menghancurkan Makassar. Rencana mereka tidak hanya menghancurkan bagian daratan saja. Melainkan juga lautan sehingga membuat Kerajaan Gowa Tallo benar-benar hancur. Hasil dari persekutuan tersebut membuat Belanda menang sehingga Makassar harus mau mengakui kekalahannya.

Pada saat itu, Belanda pun merasa senang dan akhirnya memutuskan untuk membuat suatu perjanjian.

Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo

Sepanjang masa kekuasaan kesultanan Makassar, masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo bisa dilihat ketika kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Saat itu, ia berhasil membuat Makassar memperluas wilayah kekuasaannya dengan mendapatkan wilayah yang subur. Tentu hal ini sangat bermanfaat bagi Kerajaan Gowa Tallo. Dimana bisa menjadikan ladang penghasilan bagi mereka.

Seketika perdagangan terus mengalami peningkatan pesat dan berjalan stabil. Semua kebutuhan para penduduk bisa dengan mudah didapatkan. Karena waktu itu jalur perdagangan dikuasai oleh Makassar, tentu membuat Sultan Hasanuddin menolak adanya monopoli.

Pada saat itu, Belanda merasa geram dan memutuskan untuk mengadakan perlawanan dengan Makassar. Singkat cerita, Makassar pun berani dan semangat untuk melawan Belanda sehingga membuat negara asing tersebut merasa terdesak. Itulah keberanian Sultan Hasanuddin untuk menguasai Makassar dan mempertahankan kerajaan.

Setiap kerajaan pasti memiliki masa kejayaan dan keruntuhan sehingga menjadi sebuah sejarah yang bisa dikenang. Dimana kejayaan pasti didapatkan dari salah satu pemimpin yang sangat menonjol ketika sedang berkuasa.

Kehidupan Ekonomi dan Politik Kerajaan Gowa Tallo

Tentu dalam mempelajari sejarah Anda akan menanyakan soal kehidupan ekonomi dan politik Kerajaan Gowa Tallo. Perlu diketahui bahwa keadaan ekonomi saat itu berjalan dengan sangat baik. Sebagai kerajaan maritim yang berkembang, perdagangan Indonesia di bagian timur berhasil dikuasai. Pada saat itulah Makassar bekerjasama dengan baik bersama negara-negara asing lainnya.

Terdapat beberapa faktor yang membuat perdagangan di Makassar sangat mendukung. Pertama, letaknya yang strategis untuk menghubungkan pelayaran Malaka dan Jawa menuju Maluku. Kemudian, tanahnya yang subur juga membuat penghasilan rempah-rempah mudah didapatkan.

Sedangkan untuk keadaan politiknya sangat berkembang pesat karena terus melakukan perluasan wilayah. Sultan Hasanuddin merasa bahwa keadaan politik ini memang hal utama untuk mendukung keadaan ekonomi. Jadi, keadaan politik dan ekonomi ini saling berkesinambungan.

Berkat kerja keras Sultan Hasanuddin, para penguasa selanjutnya pun bisa melanjutkannya dengan baik.; Tapi, tetap harus diingat jika tidak semua raja bisa memperluas wilayah kekuasaan dan mengembangkan Kerajaan Gowa Tallo. Jadi, salah satu raja yang sangat diingat adalah Sultan Hasanuddin terutama dalam kehidupan politik dan ekonominya. Sejarah yang berkaitan dengan hal ini pasti sudah diketahui oleh semua orang terutama masyarakat Indonesia.

Makalah Kerajaan Gowa Tallo

Makalah Kerajaan Gowa Tallo bisa Anda dapatkan dimana saja. Mungkin bisa melalui internet atau media cetak yang mudah didapatkan di perpustakaan. Makalah ini dibutuhkan untuk menambah wawasan seluruh masyarakat Indonesia mengenai hal yang berkaitan dengan sejarah. Biasanya makalah seperti ini dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang menempuh pendidikan atau generasi muda.

Berbicara soal makalah, sumber yang didapatkan untuk membuatnya menjadi sempurna harus dijamin akurat. Karena, kalau tidak tentu akan membuat sejarah tidak lagi murni dan tentu dampaknya pada pengetahuan generasi selanjutnya. Sedangkan sejarah itu sendiri harus benar-benar dikenang sesuai dengan peninggalan yang masih ada saat ini.

Makalah itu biasanya tidak hanya didapatkan melalui sumber atau referensi buku saja. Melainkan, pembuat berkas ini harus melalui penelitian terlebih dahulu secara nyata sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. Pembuatan makalah secara akurat tentu memberikan nilai plus untuk file tersebut.

Itulah sedikit informasi mengenai Kerajaan Gowa Tallo yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Anda bisa menjadikan ulasan ini sebagai sumber mencari pengetahuan atau wawasan tentang sejarah. Mulai dari asal berdirinya kerajaan ini hingga bagaimana cerita runtuhnya. Jadi, semua hal yang berkenaan dengan kesultanan Makassar ada disini.

Mari kita tingkatkan pengetahuan mengenai sejarah agar tidak sampai membuat kita lupa dengan peristiwa penting yang pernah terjadi. Dengan mengenal sejarah maka generasi muda dapat menghargai jasa para pahlawan dan menganggap bahwa dirinya tidak akan pernah ada tanpa adanya sejarah. Mengingat apa yang terjadi di masa lalu bahkan bisa membuat kita menghindari kegagalan-kegagalan yang sama dimana pernah terjadi di masa lalu.

Tidak hanya Gowa Tallo saja, masih banyak kesultanan yang harus Anda ketahui dan pelajari semua tokoh dan peninggalannya. Tentu saja semua menyebar di seluruh wilayah Nusantara. Baik dari sabang sampai merauke yang saat ini menjadi satu kesatuan dan mari kita hilangkan perpecahan. Karena Indonesia saat ini adalah persatuan sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetap satu jua.

Tinggalkan komentar