Kerajaan Islam di Indonesia

Penyebaran agama Islam yang kian masif mengilhami berdirinya beberapa kerajaan Islam di Indonesia yang dibawa dari Arab. Para ahli memperkirakan Islam masuk ke Indonesia pada abad 8 oleh Syekh Abdul Kadir Jailani. Beliau dianggap sebagai pelopor Islam gelombang pertama yang menginisiasi berbagai perubahan. Perubahan tersebut sangat berdampak pada kehidupan masyarakat pada masa tersebut.

Salah satu perubahan yang bisa terlihat adalah kemunculan beberapa kerajaan Islam. Tak hanya itu, Islam pun mulai mengubah tatanan sosial hingga pemerintahan. Masyarakat mulai mengenal ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sistem pemerintahan pun mulai mengadopsi nilai-nilai Islam, meskipun tak terlepas dari ajaran Hindu dan Budha yang telah ada.

Meskipun penyebaran Islam kian masif, penyebarannya justru lebih terpusat di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Beberapa daerah disinyalir masih mempertahankan kerajaan Hindu dan Budha yang lebih dulu berdiri. Untuk penyebaran Islam di Indonesia sendiri, sejarah mencatat saudagar dari Persia, Arab, Tiongkok dan India memiliki peran penting.

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Tak banyak orang tahu kalau Kerajaan Perlak menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Perlak telah berdiri pada 777 masehi oleh Salman Al-Parsi. Salman Al-Parsi merupakan saudagar Persia yang meminang seorang putri Aceh dari kerajaan Hindu purba.

Dari pernikahan tersebut, Salman dikarunia 4 orang anak yang menjadi asal mula Suku Imun Empat atau Sukee Imum Peut. Keempat anaknya memimpin kerajaan yang tersebar di Aceh. Anak pertama, Syahri Poli dipercaya memimpin wilayah Poli yang berkembang menjadi Kerajaan Pedir.

Sementara anak kedua, Syahri Nawi menetap di wilayah Perlak. Syahri Nawi merupakan cikal bakal berdirinya Kesultanan Peureulak. Putra ketiga Salman Al-Parsi, Syahri Tanwi dipercaya mewarisi Kerajaan Jeumpa.

Syahri Duli atau putra bungsu Salman Al-Parsi pun memimpin Kerajaan Indra Purba di kawasan Aceh Besar. Dengan begini, seluruh keturunan Salman Al-Parsi diyakini menjadi pemimpin dari kerajaan-kerajaan besar di Pulau Sumatera.

Keturunan Salman tersebar luas di seluruh Pulau Sumatera dan turut menyebarkan agama Islam. Menganut sistem pemerintahan yang berlandaskan Islam, Salman Al-Parsi berhasil menarik simpati dan perhatian masyarakat saat itu.

Baca juga: Kerajaan Medang Kamulan

Kerajaan Islam Terbesar di Indonesia

Agama Islam berkembang pesat di Pulau Jawa seiring kehadiran Wali Songo. Sembilan Wali tersebut berasal dari Kerajaan Demak yang dikenal sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia.

Meskipun berkembang pesat, Kerajaan Demak tak mampu bertahan lama. Keruntuhan kerajaan ini disebabkan oleh perebutan kekuasaan para pewaris takhta.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Demak merupakan bagian dari kadipaten Kerajaan Majapahit. Demak mewarisi legitimasi kekuasaan Kerajaan Majapahit dengan membentuk kerajaan sendiri. Sebagai bukti kekuatan dan kekuasaannya di masa silam, Masjid Agung Demak menjadi salah satu peninggalan bersejarah.

Keruntuhan Kerajaan Demak diawali oleh pemberontakan Joko Tingkir. Puncak pemberontakan ditandai dengan kematian Arya Penangsang di tangah Sutawijaya. Perebutan kekuasaan diakhiri dengan kemenangan Joko Tingkir. Ia memutuskan untuk memindahkan Kerajaan Demak ke Pajang dan melanjutkan kekuasaannya di sana.

Dilansir dari berbagai sumber, Kerajaan Demak disinyalir memberi pengaruh besar terhadap masyarakat, khususnya dalam peradaban Islam. Walaupun Kerajaan Demak berakhir tragis, sebenarnya ada beberapa raja yang sangat terkenal dari sini.

Salah satunya adalah Raden Fatah yang menjadi pendiri dari kerajaan Demak. Selain itu, ada pula Pati Unus yang memimpin dengan penuh wibawa.

Masa Kejayaan Kerajaan Islam di Indonesia

Masa kejayaan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung pada abad 13 sampai dengan 16. Ini ditandai dengan kemunculan beberapa kerajaan di beberapa daerah di tanah air. Kerajaan Islam mampu menggeser kekuasaan kerajaan Hindu dan Budha yang lebih dulu muncul. Kejayaan kerajaan Islam sendiri diikuti oleh penyebaran agama Islam di berbagai daerah.

Seperti yang kita tahu, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Pada awalnya, para pedagang dari Persia, Arab, Tiongkok, maupun India datang ke nusantara. Mereka melakukan jual dan beli dengan para raja maupun saudagar dalam negeri. Berawal dari perdagangan, para pedagang muslim memutuskan untuk menetap di Indonesia.

Demi melanjutkan keturunan dan bertahan di Indonesia, para pedagang muslim tersebut pun menikah dengan putri maupun masyarakat biasa. Dari sinilah, cikal bakal kerajaan Islam berawal dan berkembang pesat hingga ke berbagai pulau.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Islam di Indonesia

Penyebab runtuhnya kerajaan Islam di Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, seperti perebutan kekuasaan di kalangan kerabat maupun pewaris tahta. Beberapa kerajaan tercatat mengalami pemberontakan dari kerabat terdekat, seperti kerajaan Demak dan Jeumpa. Perebutan kekuasaan tersebut memicu perang saudara tak berujung.

Selain perebutan kekuasaan dan perang saudara, keruntuhan kerajaan Islam dipicu oleh masuknya bangsa Barat. Para penjajah mulai menginvasi dan merebut kekuasaan dari tangan para raja. Mereka membangun dan memperkenalkan sistem pemerintahan yang baru. Tanpa disadari, penjajah menguasai beberapa kawasan penting dan mengubah sistem kemasyarakatan.

Di samping itu, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap para raja pun menimbulkan gejolak tersendiri. Pemimpin atau raja baru dianggap tak memiliki kewibawaan dan kebijaksanaan untuk memimpin. Alhasil, kerajaan mulai kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Bangsa Barat memanfaatkan celah tersebut untuk menguasai dan menarik simpati rakyat.

Pada awal kedatangannya, bangsa Barat justru menjalin hubungan baik dengan kerajaan. Mereka memperkenalkan sistem pemerintahan yang dianggap ideal. Sayangnya, tipu daya tersebut justru menghancurkan kerajaan Islam dan menyengsarakan rakyat. Tipu muslihat Barat masih berlangsung sampai masa penjajahan berakhir.

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Mengamati peninggalan kerajaan Islam di Indonesia tentu sangat menarik. Tak hanya bisa memanjakan mata, namun Anda bisa menambah pengetahuan. Setidaknya, ada beberapa peninggalan yang masih berdiri dan terawat sampai saat ini. Satu diantaranya adalah Masjid Agung Demak dari Kerajaan Demak yang masih berdiri kokoh dan aktif hingga kini.

Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, cobalah sempatkan berkunjung ke Masjid Gedhe Kauman. Masjid Gedhe Kauman berada di kawasan komplek Alun-Alun Utara.

Dari catatan sejarah diketahui masjid ini didirikan pada tahun 1773 masehi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Masih dari kawasan kompleks yang sama, Anda bisa bertandang ke Keraton Yogyakarta.

Bukan hanya berpusat di Pulau Jawa, kerajaan Islam juga sempat berjaya di Pulau Sumatera. Salah satu peninggalan bersejarah dari kejayaan kerajaan Islam yang masih bisa Anda lihat adalah Istana Maimun. Istana ini berada tepat di pusat kota Medan dan terawat apik oleh pemerintah daerah setempat. Keindahan Istana Maimun seolah mewakili kemegahan Kerajaan Deli di masa silam.

Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

Diawali oleh kedatangan para pedagang Islam, kerajaan bercorak Islam di Indonesia satu per satu didirikan. Persebaran dan kekuasaannya sangat masif, bahkan menjangkau seluruh pulau di tanah air. Dengan masa kejayaan yang terhitung singkat, kerajaan Islam justru berhasil memperkenalkan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh rakyat Indonesia.

Perlahan-lahan, ajaran Islam menggeser dan menggantikan ajaran Hindu dan Budha. Meskipun demikian, segelintir masyarakat masih mempertahankan ajaran Hindu dan Budha sampai sekarang. Peninggalan sejarah dari kerajaan Hindu dan Budha pun masih berdiri kokoh hingga kini. DI satu sisi, kehadiran Islam tentu memberi warna baru dalam kehidupan masyarakat.

Adapun beberapa kerajaan bercorak Islam yang sangat terkenal dan membekas di ingatan masyarakat adalah Kerajaan Mataram, Kerajaan Samudera Pasai, serta Kerajaan Ternate. Kerajaan Mataram misalnya, berhasil melakukan ekspansi dan menguasai hampir seluruh Pulau Jawa. Peninggalan berharganya pun masih bisa dinikmati oleh masyarakat, yakni Masjid Gedhe Kauman dan Makam Raja-Raja.

Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Berbicara perihal kerajaan Islam, tak lengkap tanpa membahas kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Walaupun tak mempelajari lebih mendalam, Anda tentu pernah mendengar beberapa kerajaan Islam ternama. Misalnya saja, Kerajaan Samudera Pasai yang berada di Provinsi Aceh, tepatnya Lhokseumawe. Kerajaan ini disebut-sebut sebagai kerajaan Islam tertua.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Samudera Pasai ternyata bukanlah kerajaan pertama. Pasalnya, Kerajaan Perlak telah lebih dulu berdiri pada 777 masehi. Setelah keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Aceh berdiri di kawasan yang sama. Kesultanan ini mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Beralih dari Aceh, ada Kerajaan Malaka yang berhasil menjalin hubungan perdagangan baik dengan Cina. Berlokasi di dekat Selat Malaka yang sangat strategis, perekonomian kerajaan ini sangat berkembang pesat. Mengingat penyebaran Islam yang semakin luas, beberapa kerajaan Islam pun berdiri di Pulau Jawa.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa kerajaan Islam ternama dan termasyhur berada di Pulau Jawa. Kerajaan Mataram, Kerajaan Demak, serta Kerajaan Banten adalah beberapa diantara kerajaan Islam di kawasan ini. Ketiga kerajaan tersebut memiliki sejarah serta peninggalan yang sulit dilupakan. Masa kejayaan yang berlangsung cukup panjang serta perang saudara yang ditimbulkan bakal selalu dikenang dari ketiganya.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Islam di Indonesia

Secara harfiah, tak ada perbedaan mendasar antara sistem pemerintahan kerajaan Islam di Indonesia dengan kerajaan Hindu dan Budha. Kekuasaan tertinggi masih dipegang oleh seorang raja. Dalam tatanan masyarakat, bangsawan memiliki kuasa dan kehormatan tersendiri yang patut dipatuhi. Guna menjalankan pemerintahan dengan baik, raja dibantu oleh para patih atau mangkubumi.

Dalam tatanan pemerintahan lebih rendah atau daerah, sistem pemerintahan dikendalikan oleh adipati. Adipati memberikan perintah dan berwenang memerintah para bawahan, yakni lurah atau pesirah. Para lurah inilah yang menjadi pejabat daerah atau penguasa di tatanan terendah. Menariknya, kerajaan Islam masih memberlakukan sistem upeti layaknya kerajaan Hindu dan Budha.

Sistem kekuasaan diwariskan kepada para kerabat atau keturunan dari raja yang tengah berkuasa. Hal ini sama dengan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh kerajaan Hindu dan Budha di tanah air. Perbedaan paling mendasar yang terlihat dari kerajaan Islam adalah ajaran yang dibawa. Ajaran Islam benar-benar disebarluaskan dan diperkenalkan secara merata ke seluruh pelosok tanah air.

Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Sejarah kerajaan Islam di Indonesia dimulai dari perdagangan para saudagar muslim. Pedagang muslim datang ke nusantara untuk menjajakan dagangannya. Mereka juga membeli rempah-rempah dari Indonesia untuk dijual kembali di negara asal. Berawal dari perdagangan, para saudagar tersebut mulai memperkenalkan ajaran Islam.

Demi menyebarluaskan agama Islam pulalah, mereka memilih tinggal dan menetap di Indonesia. Untuk melancarkan aksi tersebut, saudagar muslim menikahi putri dari kerajaan di kawasan tertentu. Selain menikahi para putri, saudagar muslim juga menikah dengan rakyat biasa. Dari sinilah mereka mulai menghasilkan keturunan dan membangun kerajaan sendiri.

Cara menyebarluaskan Islam ini tentu sangat tepat sasaran. Pasalnya, masyarakat lebih mudah mempercayai ajaran dan pribadi para saudagar tersebut. Masyarakat menganggap saudagar muslim sebagai bagian dari mereka sendiri. Meskipun berasal dari luar Indonesia, mereka telah menetap dan memilih menikahi perempuan asli dari Indonesia.

Rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia

Dari seluruh pembahasan di sub bab sebelumnya, kita dapat menarik rangkuman kerajaan Islam di Indonesia. Rangkuman dimulai dari asal mula kedatangan Islam di nusantara hingga keruntuhan kerajaan Islam. Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan dibawa oleh para saudagar muslim dari Persia hingga Tiongkok.

Awalnya, mereka hanya ingin berdagang dan meraup keuntungan besar. Perlahan-lahan, visi para saudagar muslim tersebut berubah. Mereka berniat menyebarkan agama Islam melalui ikatan pernikahan. Cara ini dipilih sebab lebih gampang dan mampu menarik simpati masyarakat luas. Tak salah, langkah para saudagar muslim tersebut benar-benar menuai hasil memuaskan.

Ini dapat terlihat dari pesatnya penyebaran Islam di kawasan yang menjadi persinggahan perdagangan. Saat Islam masuk, Hindu dan Budha memang telah berkuasa dan lebih dahulu diyakini oleh masyarakat. Kehadiran Islam tak serta-merta menggeser Hindu dan Budha, namun memberi pemahaman tersendiri di benak masyarakat.

Masyarakat tak lagi menganggap sinis ajaran Islam, bahkan menyambut dengan tangan terbuka. Hal ini tak lepas dari peran aktif para Wali Songo yang berjuang demi memperkenalkan agama Islam. Dengan mengadaptasi ajaran Islam dan akulturasi budaya, Islam diterima secara baik. Kita dapat merasakan perjuangan para wali, termasuk ajaran Islam yang mereka perkenalkan sampai sekarang.

Meskipun diterima baik, kerajaan Islam rupanya tak mampu bertahan lebih lama. Gempuran penjajah membuat kerajaan Islam mulai kehilangan kekuasaan secara perlahan. Konflik internal terkait kekuasaan pun menambah daftar panjang yang memicu keruntuhan kerajaan Islam. Para kerabat mulai memperebutkan takhta kekuasaan untuk memimpin kerajaan selanjutnya.

Makalah Kerajaan Islam di Indonesia

Makalah kerajaan Islam di Indonesia seharusnya membahas sejarah kerajaan secara mendalam. Penulisan makalah dapat dimulai dari cikal bakal hingga berakhirnya masa kejayaan setiap kerajaan. Di dalam makalah, semua ditulis berdasarkan fakta dan catatan sejarah yang valid. Anda bisa menemukan sumber penulisan terpercaya dari berbagai penelitian dan buku sejarah.

Selain melampirkan catatan sejarah terkini, makalah juga harus memasukkan peninggalan sejarah yang ada. Seperti yang kita tahu, beberapa peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam masih bisa ditemukan. Bahkan keberadaannya masih terawat dan dijaga dengan baik oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.

Beberapa diantara peninggalan bersejarah tersebut menjadi lokasi wisata yang dibuka untuk umum. Jika Anda ingin mendapatkan data yang tepat, tak ada salahnya menyempatkan berkunjung dan belajar secara langsung. Dengan begini, data yang Anda kumpulkan tak terkesan rekaan. Di samping itu, makalah pun bisa lebih lengkap dan akurat.

Untuk membuat makalah yang lebih spesifik, Anda bisa memilih salah satu kerajaan Islam yang diminati. Misalnya saja, Kerajaan Samudera Pasai yang berada di Aceh dan dianggap sebagai kerajaan tertua. Anda bisa pula membahas kerajaan Mataram dengan segala konflik internalnya. Temukan kerajaan yang Anda rasa sangat menarik dan jarang dibahas oleh penulis makalah sebelumnya.

Bila memungkinkan, cobalah mencari sumber data dari sejarawan ataupun arkeolog. Pada dasarnya, pelajaran terkait sejarah sudah dibahas sejak masa SD. Tak hanya kerajaan Islam saja tentunya, namun juga kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Satu hal yang perlu diingat, penulisan makalah kerajaan Islam harus berpatokan pada kisaran waktu yang tepat.

Tinggalkan komentar