Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu wilayah pemerintahan yang berada di Pulau Jawa. Di antara pemimpin-pemimpin yang pernah berkuasa di tahta ini, Ratu Sima adalah yang paling terkenal. Ia merupakan seorang ratu yang cantik serta bijaksana.

Melalui ketegasan dan kedisiplinan yang dimiliki Ratu Sima, pemerintahan Kalingga berhasil mencapai masa kejayaannya. Di masa itu rakyatnya hidup dengan makmur berkat hasil bercocok tanam.  Mereka pun hidup dengan damai sebab tidak ada kejahatan dan kebohongan di daerah pemerintahan tersebut. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai wilayah ini, simak pembahasannya berikut.

Peninggalan Kerajaan Kalingga

Beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga yang menjadi sumber sejarah adalah Prasasti Tuk Mas, Candi Angin, dan berita Cina Dinasti Tang. Namun sayangnya kebanyakan peninggalan tersebut tidak memuat informasi secara jelas dan hanya berwujud potongan informasi. Hal ini membuat informasi yang tercantum sulit untuk diruntut.

Misalnya, dari nama pemerintahan ini sendiri. Kata “kalingga” berasal dari “Kalinga” yang merupakan pemerintahan di daerah India bagian Selatan. Disinyalir orang India yang saat itu mendirikan kerajaan ini berasal dari wilayah Orissa, India. Dimungkinkan hal itu adalah salah satu bukti lain bahwa dahulu Nusantara dan India telah mememiliki sebuah hubungan diplomatik yang terbilang erat.

Terdapat pula sumber yang memberikan informasi bahwa pemerintahan ini memiliki sejarah yang sama dengan kerajaan Tarumanegara. Kedua kerajaan tersebut diyakini didirikan oleh para pengungsi India yang kalah dalam peperangan. Pertempuran yang saat itu berlangsung dilakukan oleh Maharaga Asoka di abad ke-6 masehi. Kemudian para pengungsi tersebut mencari tempat perlindungan hingga sampai di Nusantara.

Sejarah Kerajaan Kalingga

Sejarah Kerajaan Kalingga atau yang juga dikenal dengan nama Kerajaan Keling ini merupakan kerajaan yang terletak di Jawa Tengah. Dahulu kerajaan ini sempat dipimpin oleh seorang wanita, namanya Ratu Sima. Ratu Sima digambarkan sebagai sosok pemimpin wanita yang tegas serta taat pada peraturan kerajaan. Kerajaan ini juga memiliki sebutan lain, yakni Kerajaan Holing.

Sumber utama dari sejarah kerajaan ini adalah berita Cina Dinasti Tang. Terdapat pula sumber lainnya yakni Prasasti Tuk Mas yang berada di lereng Gunung Merbabu. Berdasarkan benda-benda peninggalan sejarah tersebut terdapat beberapa informasi tentangnya. Salah satu informasi tersebut adalah tentang lokasi kerajaan ini.

Ibu kota wilayah yang luas tersebut adalah Keling yang saat ini dikenal dengan nama Jepara. Masyarakatnya menggunakan Bahasa Melayu Kuno dalam percakapan sehari-hari. Kerajaan ini dikenal dengan nama Holing yang merupakan terjemahan kata “Kalingga” menurut bahasa Cina.

Beberapa sumber berita yang memuat informasi mengenai kerajaan ini adalah Catatan Dinasti Tang, Catatan I-Tsing, Naskah Wai-Tai-Ta. Selain itu terdapat pula Catatan Dinasti Ming dan Carita Parahyangan yang merupakan catatan lokal.

Berdasarkan kisah lokal yang saat itu berkembang di Jawa Tengah bagian utara terdapat Maharani legendaris yang sangat menjunjung prinsip kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu. Diceritakan Ratu Sima mendidik rakyat di kerajaannya agar selalu bertindak jujur. Ia tak segan-segan menindak tegas kejahatan dan pencurian.

Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Kalingga

Berikut merupakan kehidupan politik dan sosial Kerajaan Kalingga. Pemimpin yang paling terkenal di kerajaan ini adalah seorang ratu, yaitu Maharani Sima. Ia memerintah sekitar tahun 674 masehi. Ratu Sima adalah pemimpin yang sangat menjunjung hukum. Karena ketegasannya ini membuat Ratu Sima disegani oleh musuh-musuh di sekitarnya.

Terdapat kisah yang menceritakan bagaimana Ratu Sima menguji kejujuran dari rakyat-rakyatnya. Ratu Sima meletakkan pundi-pundi berisi emas di tengah jalan. Kemudian ia membiarkan pundi-pundi tersebut dalam waktu yang lama.

Ternyata, setelah bertahun-tahun lamanya, tidak ada satu orang pun yang berani menyentuhnya. Namun, di tahun ketiga, diceritakan terdapat salah seorang anggota keluarga kerajaan yang sedang berjalan-jalan. Kemudian ia menyentuh pundi berisi emas tersebut. Ketika Ratu Sima mengetahui hal tersebut, Ratu Sima hendak menjatuhkan hukuman mati.

Berdasarkan persidangan yang dilakukan oleh para menteri, hukuman untuk orang tersebut diringankan dengan hukuman potong kaki. Hal ini disebabkan bagian tubuh yang menyentuh pundi tersebut adalah kakinya. Berdasarkan kisah tersebut menunjukkan bahwa Ratu Sima tidak membedakan anggota keluarganya maupun rakyat di kerajaannya.

Untuk menjalin dan mempererat hubungan bilateral dengan kerajaan lain, Maharani Sima menikahkan cucunya yang bernama Sahanaya. Sahanaya dinikahkan dengan seorang putra mahkota kerajaan Galuh. Dari pernikahan tersebut membuat hubungan dengan Kerajaan Galuh menjadi semakin erat serta saling melengkapi.

Kehidupan sosial rakyat telah teratur rapi berkat sistem pemerintahan Ratu Sima yang tegas. Ratu Sima tak pernah memihak dalam sosialnya. Hal ini membuat rakyat sangat menghormati dan menaati keputusan yang dibuat Ratu Sima. Ratu Sima juga membuat lembaga masyarakat dan undang-undang untuk membantu mengatasi rakyat di kerajaannya.

Letak Kerajaan Kalingga

Letak Kerajaan Kalingga diperkirakan berada di Jawa Tengah. Meski informasi ini masih belum bisa dipastikan, tapi banyak sejarawan dan peneliti yang sepakat dengan hal tersebut. Berikut merupakan runtutan argumen tentang lokasi kerajaan ini.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berita Cina, di sebelah timur terdapat daerah yang disebut Poli (sekarang Bali). Di sebelah barat  terdapat daerah bernama To-po-Teng (sekarang dikenal sebagai Sumatra). Berdasarkan berita tersebut, terlihat jelas bahwa pusat pemerintahannya berlokasi di Jawa bagian tengah.

Selanjutnya, deskripsi letak kerajaan ini berdasarkan berita Cina adalah di sebelah utara terdapat daerah Chenla (Kamboja). Sementara di bagian selatan berbatasan dengan samudra. Oleh sebab itu, lokasi kerajaan ini diperkirakan berada di kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah. Dengan demikian, pemerintahan Ratu Sima ini berada di sebelah utara Gunung Muria.

Untuk dapat mengetahui lokasi kerajaan ini, diperkirakan di peta terdapat di daerah antara Pekalongan dan Jepara. Di daerah tersebut pemerintahan Ratu Sima ini pernah eksis. Terdapat pula beberapa peninggalan di daerah tersebut.

Contohnya, di wilayah Keling, pernah ditemukan candi-candi yang merupakan peninggalan pemerintahan Ratu Sima ini. Disinyalir lokasi tersebut adalah pusat pemerintahan kerajaan ini. Sementara wilayah kekuasaan kerajaan ini hingga mencapai pelabuhan kuno di daerah Pekalongan. Di pelabuhan tersebut dulunya dijadikan sebagai lokasi berniaga.

Baca juga: Kerajaan Banten

Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga terjadi ketika berada di bawah kepemimpinan Ratu Sima yakni sejak tahun 674 masehi hingga 732 masehi. Di bawah kekuasaan Ratu Sima, keadilan dan kejujuran sangat dijunjung tinggi. Ratu Sima menerapkan hukum bagi semua orang yang berada di kerajaannya tanpa pandang bulu. Salah satu kebijakan Ratu Sima adalah pemerintah akan memotong tangan siapapun yang telah terbukti melakukan pencurian.

Bahkan Dinasti Ta-Shish di tahun 674 masehi pernah mengurungkan niat untuk menyerang area pemerintahan Ratu Sima ini. Hal ini disebabkan Dinasti Ta-Shish menganggap Kerajaan Kalingga terlalu kuat di bawah pimpinan Ratu Sima.

Dikisahkan pula bahwa semasa pemerintahan Ratu Sima, wilayah tersebut berhasil menjadi kerajaan dengan pemerintahan yang menjunjung tinggi hukum. Bahkan ketika saudara Ratu Sima melakukan pelanggaran hukum, orang tersebut tetap diproses secara tegas berdasarkan hukum yang berlaku.

Di bawah pemerintahan Ratu Sima, rakyat  pun dapat merasakan kemakmuran secara merata. Rakyat memperoleh hasil tani yang melimpah sebagai komoditas untuk berdagang. Ratu Sima juga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan bertani rakyatnya. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan dikembangkannya sistem subak (sistem irigasi atau pengairan).

Pada masa kejayaan kerajaan ini dirasa sangat unik. Karena berdasarkan sejarah, pemerintahan Ratu Sima ini telah berhasil menjadi satu-satunya kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang dapat hidup damai meski terdapat dua kepercayaan yang berbeda. Di Kerajaan Kalingga tak ada kepercayaan yang lebih dominan dibandingkan lainnya.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kalingga

Penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga diperkirakan karena serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya memaksa pemerintahan mundur sampai berada di pedalaman Jawa Tengah. Bahkan hingga mencapai Jawa Timur. Hal ini terjadi sekitar tahun 742-755 masehi. Akhirnya Sriwijaya berhasil menguasai wilayah pemerintahan Ratu Sima inibeserta jalur perdagangannya.

Sebelum menguasai Kerajaan Kalingga, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menaklukkan Tarumanegara dan Melayu. Kerajaan Sriwijaya memang telah terkenal di penjuru Nusantara. Kerajaan Kalingga mengalami kekalahan di bidang perdagangan. Hal ini disebabkan masyarakat Kerajaan Sriwijaya lebih pandai dalam berdagang.

Seluruh dermaga yang menjadi jalur perdagangan Kerajaan Kalingga diambil alih oleh Kerajaan Sriwijaya. Kejadian tersebut semakin membuat Kekuasaan Sriwijaya menguat. Ditambah pula serangan-serangan yang dilakukan kerajaan Sriwijaya, sehingga membuat Kerajaan Kalingga menjadi takluk. Selain itu, penyebab lain dari keruntuhan Kerajaan Kalingga adalah karena kematian Ratu Sima. Setelah ditinggal oleh Ratu Sima, kerajaan ini mengalami penurunan.

Prasasti Kerajaan Kalingga

Berikut merupakan beberapa prasasti Kerajaan Kalingga yang memuat sumber sejarah kerajaan tersebut.

  • Prasasti Tuk Mas

Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Kalingga ini ditemukan di sebelah barat lereng Gunung Merapi. Tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kec. Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti Tuk Mas ditulis dalam bahasa Sansekerta menggunakan huruf Pallawa.

Prasasti ini berisi tentang mata air yang sangat jernih dan bersih. Sungai yang mengalir dari mata air tersebut diumpamakan sama seperti Sungai Gangga yang berada di India. Pada prasasti Tuk Mas juga terdapat beberapa simbol Hindu seperti bunga teratai, kapak, cakra, trisula, kendi, dan keong.

  • Prasasti Sojomerto

Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kec. Reban, Kab. Batang, Jawa Tengah. Prasasti Sojomerto ditulis menggunakan bahasa melayu kuno dengan aksara kawi. Diperkirakan prasasti sojomerto sudah ada sejak abad ke-7 M.

Prasasti Sojomerto bercerita tentang keluarga Dapunta Syailendra. Ia merupakan anak dari Sentanu dan Bhadrawati. Dapunta Syailendra mempunyai istri bernama Sampula. Menurut beberapa sumber, Dapunta Syailendra diperkirakan merupakan cikal bakal raja dari keturunan Wangsa Sailendra.

Raja-raja tersebut adalah pemimpin yang berkuasa di kerajaan Medang. Selain itu pada prasasti ini juga dijelaskan dahulu di daerah pantai utara Jawa Tengah pernah berkembang kerajaan dengan corak Hindu Siwais. Catatan tersebut menjadi bukti terdapat hubungan Kerajaan Kalingga dengan Wangsa Sailendra serta kerajaan Medang.

  • Prasasti Upit

Sama halnya seperti beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga lainnya, nama prasasti ini merupakan nama daerah yaitu Kampung Upit. Kampung ini adalah salah satu kampung yang dibebaskan pajak oleh pemerintah kerajaan. Lokasi ditemukannya prasasti Upit adalah di wilayah Ngawen, Klaten, Jawa Tengah.

Peninggalan ini merupakan wujud penganugerahan dari Maharani Sima untuk Kampung Upit. Hal ini dikarenakan Kampung Upit mampu memberikan kebanggaan untuk kerajaan dari hasil bumi yang melimpah.

Pendiri Kerajaan Kalingga

Berdasarkan sumber, diperkirakan pendiri Kerajaan Kalingga sekaligus raja pertamanya adalah Prabu Wasumurti. Namun, sebenarnya catatan sejarah yang memuat informasi mengenai Kerajaan Kalingga sangat langka dan tidak jelas. Hal ini membuat informasi tersebut belum bisa benar-benar diketahui kebenarannya.

Sementara itu, isi dari Prasasti Sojomerto yang memuat silsilah keluarga Kerajaan Kalingga menyebutkan Dapunta Syailendra merupakan pendiri kerajaan ini. Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulkan pendiri Kerajaan Kalingga merupakan keturunan Dinasti Syailendra. Diperkirakan setelah menguasai Kerajaan Kalingga, keturunan Dinasti Sailendra menjadi penguasa di Kerajaan Mataram Kuno.

Terdapat sumber lain yang menjelaskan bahwa Kirathasinga yang merupakan menantu Wasumutri adalah pendiri dari kerajaan ini. Karena kebenaran dari siapa yang menjadi pendiri kerajaan ini belum dapat dibuktikan dengan jelas, maka awal mula berdirinya kerajaan ini belum dapat ditarik kesimpulan.

Raja Kerajaan Kalingga

Pemimpin yang dianggap paling berpengaruh di kerajaan ini adalah Ratu Sima. Ia dikenal sebagai pemimpin yang paling adil, bijaksana, serta menjunjung tinggi hukum. Namun, keberhasilan yang diraih oleh Ratu Sima tidak bisa diperoleh tanpa perjuangan raja Kerajaan Kalingga yang pernah memerintah sebelumnya. Berikut merupakan urutan pemimpin yang pernah memerintah kerajaan ini.

Raja pertama adalah Prabu Wasumurti (594-605 masehi). Diperkirakan Prabu Wasumurti adalah pendiri dari Kerajaan Kalingga. Tak hanya itu saja, diperkirakan berdirinya Kerajaan Kalingga merupakan asal mula berdirinya Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno kemudian menjadi salah satu kerajaan terkuat yang ada di Nusantara.

Raja kedua yang memerintah di kerajaan ini adalah Prabu Wasugeni (605-632 masehi). Kemudian pada 632-652 masehi, kerajaan ini dipimpin oleh raja ketiga yaitu Prabu Wasudewa. Tahta keempat yang memimpin di tahun 652 masehi adalah Prabu Wasukawi. Raja Kelima Kerajaan Kalingga adalah Prabu Kirathasingha (632-648 masehi).

Raja Keenam yang memerintah adalah Prabu Kartikeyashingha (648-674 masehi). Saat itu, Prabu Kartikeyasingha berkuasa bersama Ratu Sima. Ia merupakan menantu dari Prabu Wasugeni, ayah Ratu Sima (Dewi Wasuwari).

Setelah itu, kepemimpinan jatuh kepada Ratu Sima (674-695 masehi). Ratu Sima adalah pemimpin yang paling berpengaruh dan terkenal. Ia berhasil membawa kerajaan yang ia pimpin meraih masa kejayaannya. Salah satu keistimewaan Ratu Sima adalah ia merupakan pemimpin wanita pertama di kerajaan ini.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Kalingga

Sistem pemerintahan Kerajaan Kalingga dapat dilihat dari sifat Ratu Sima yang arif, bijaksana, dan disiplin. Kerajaan ini memiliki sistem pemerintahan yang sangat disiplin dan menjunjung hukum. Kerajaan Kalingga telah lebih maju meski kerajaan ini termasuk kerajaan nenek moyang dari Mataram Kuno.

Saat itu hukum telah diberlakukan. Oleh karenanya, kehidupan sehari-hari masyarakat diatur berdasarkan hukum tersebut. Selain itu, rakyat juga diberi fasilitas guna mengembangkan diri. Hal ini membuat sistem pemerintahan pemerintahan Ratu Sima ini tidak absolut.

Makalah Kerajaan Kalingga

Dari makalah Kerajaan Kalingga dapat diketahui bahwa rakyat kerajaan tersebut hidup dengan makmur dengan bekerja sebagai petani. Mereka hidup dengan tenteram sebab tidak terdapat kebohongan dan kejahatan. Keberadaan kerajaan ini tentu tidak lepas dari Ratu Sima yang tegas dalam memimpin kerajaannya.

Dengan membaca makalah tentang Kerajaan Kalingga dapat diketahui kronologi dari kerajaan tersebut secara sistematis. Semoga melalui pembahasan di atas dapat meningkatkan wawasan sejarah mengenai kerajaan Nusantara.

Tinggalkan komentar