Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang ada di Yogyakarta dengan dikelilingi banyak gunung. Pada awal berdiri, Mataram Kuno tidak beda dengan kerajaan Nusantara lainnya yaitu menganut Hindu Syiwa. Nama dari kerajaan ini merupakan sebutan untuk dinasti Sanjaya bercorak Hindu dan Syailendra bercorak Buddha. Pendirinya masih ada garis keturunan jauh dari raja-raja Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri sejak abad ke-8 ini bisa dijadikan sebutan untuk dua dinasti sekaligus bukan tanpa alasan. Karena memang terdapat keluarga turun-temurun yang kepemimpinannya dilakukan secara bersamaan. Meskipun berbeda corak, namun kedua dinasti tersebut bisa memimpin secara berdampingan dengan damai dan saling mengisi kekosongan. Agar Anda bisa mendapatkan wawasan  lebih banyak, berikut ulasan yang harus disimak.

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Terdapat banyak peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang mungkin sudah diketahui oleh banyak orang. Karena, semua peninggalannya ini berbentuk candi dan prasasti sehingga bisa dilihat oleh siapapun hingga saat ini. Tapi, karena terdapat dua corak anutan dari kerajaan ini membuat peninggalan candi juga terbagi menjadi dua yaitu Hindu dan Budha.

Salah satu candi yang berasal dari corak Hindu bernama Candi Bima. Dimana lokasi dari peninggalan ini ada di Desa Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Karakteristik yang jelas bisa diketahui semua orang dari candi Bima adalah bentuknya yang mirip dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya seperti mangkuk terbalik yang terdapat relung dan relief kepala.

Sedangkan candi dari corak Buddha adalah Mendut yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Peninggalan satu ini pasti sudah diketahui oleh semua orang karena memang sudah banyak yang berkunjung kesini untuk bernostalgia sejarah di masa lalu.

Sedangkan untuk prasasti yang paling dikenal adalah Kalasan yang ditemukan pada 778 M. Dalam bahasa Sansekerta, prasasti ini menggunakan aksara pranagari berasal dari India Utara. Prasasti ini ditemukan tepat di desa Kalasan Yogyakarta yang didalamnya berisi tentang kabar Raja Syailendra. Ia membujuk Rakai Panangkaran agar berkenan mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara.

Bangunan tersebut disebut sebagai tempat peribadatan bagi agama Buddha. Akhirnya berdirilah Candi Kalasan yang saat ini bangunannya tak lagi tampak utuh karena dimakan usia. Tapi, beberapa orang masih mengunjunginya karena ingin melihat sejarah Mataram Kuno yang tepatnya dibangun oleh Rakai Panangkaran.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Berbicara tentang sejarah kerajaan Mataram Kuno, masih sedikit yang mengetahui bahwa lokasi asli dari kerajaan ini sebenarnya berpindah-pindah. Hal tersebut disebabkan oleh adanya bencana di beberapa tempat yang sudah ditinggali. Namun, demi keamanan dan kenyamanan rakyat waktu itu akhirnya dengan terpaksa harus berpindah tempat.

Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Yogyakarta ini dikenal memiliki tanah sangat subur. Tidak heran, karena memang dikelilingi oleh banyak pegunungan dimana tempat sebagai semua tanaman bisa tumbuh dengan subur. Pada mula berdirinya kerajaan ini, tercatat sudah berhasil menaklukan tiga dinasti sekaligus.

Keberhasilannya itu didukung dengan penerapan sistem pemerintahan dari Kerajaan Majapahit. Selain itu, adanya Mataram Kuno memang meneruskan takhta dari kerajaan  yang sebelumnya yaitu Kalingga. Ketiga dinasti tersebut adalah Wangsa Isana, Wangsa Sanjaya, dan Wangsa Syailendra.

Letak Kerajaan Mataram Kuno

Tidak hanya berlokasi di wilayah yang dikelilingi oleh banyak pegunungan saja. Tapi juga terdapat sejumlah aliran sungai sehingga kadang sebagian besar orang menyebutnya dengan Bumi Mataram. Letak Kerajaan Mataram Kuno ini memang terkenal strategis sehingga kemakmuran semua orang yang ada disana benar-benar terpenuhi.

Beberapa pegunungan yang mengelilingi adalah Gunung Sumbing, Tangkuban Perahu, Lawu, dan masih banyak lagi. Bahkan, beberapa gunung yang ada di sana sudah menjadi sasaran bagi para hiking untuk menjalankan hobinya. Terutama Gunung Lawu yang sudah terkenal dianggap memiliki medan tantangan.

Tapi, letak kerajaan ini tidak menetap di Jawa Tengah hingga di masa keruntuhan. Melainkan di masa Mpu Sindok kerajaan berpindah wilayah di Jawa Timur yang lokasinya lebih strategis lagi. Sebelum melakukan perpindahan wilayah, sudah banyak pertimbangan yang dilakukan secara matang olehnya.

Raja Kerajaan Mataram Kuno

Sebenarnya, rekonstruksi pemerintahan dari kerajaan Mataram Kuno masih dianggap misteri karena belum begitu jelas. Tapi hingga saat ini terdapat sekitar 16 raja yang pernah menduduki singgasana sebagai seorang pemimpin. Dimana raja kerajaan Mataram Kuno dimulai dari adanya peristiwa penurunan tahta Sanna dari Kerajaan Galuh.

Setelah diturunkan, ia melarikan diri guna mencari perlindungan ke Kerajaan Sunda yang waktu itu di bawah pimpinan Tarusbawa. Kemudian, Tarusbawa menjadikan keponakan dari Sanna yang bernama Sanjaya sebagai seorang menantu. Sejak saat itu, secara perlahan Sanjaya berhasil naik takhta dan berniat untuk kembali menguasai Kerajaan Galuh dimana tempat dirinya berasal.

Tak lama dari keberhasilannya itu, akhirnya Sanjaya berniat untuk membuat pekerjaan baru dengan nama Mataram Kuno. Tiga raja pertama yang pernah menduduki tahta adalah Sang Ratu Sanjaya, Rakai Panangkaran, kemudian Rakai Panunggalan. Untuk mengetahui urutan yang selanjutnya bisa Anda simak di bagian silsilah kerajaan di bawah ini.

Silsilah Kerajaan Mataram Kuno

Silsilah kerajaan Mataram Kuno yang akan disebutkan disini berdasarkan teori yang berasal dari Slamet Muljana sebagai seorang sejarawan. Susunan dari daftar yang pernah menduduki tahta kerajaan Medang diawali dengan Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ia berkuasa sejak tahun 717 M-746 M periode Jawa Tengah.

Selanjutnya, tahta kepemimpinan dilanjutkan oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Pancapana yaitu keponakan Sanjaya. Tak lama kemudian, tahta diduduki oleh Dharanindra atau Indra. Ia berkuasa di tahun 782 M sesuai yang sudah dituliskan pada Prasasti Kelurak. Keunggulannya ketika memimpin Kerajaan Mataram adalah berhasilnya penaklukan beberapa kerajaan yang ada di sekitarnya. Pastinya mulai dari Semenanjung Malaya hingga daratan Indocina.

Pada tahun 802, kerajaan Medang dipimpin oleh Sri Maharaja Rakai Warak yang sekitar 26 tahun kemudian digantikan oleh Rakai Garung. Tapi, dirinya hanya berkuasa sejak tahun 828 M hingga 847 M saja. Untuk selanjutnya Mataram Kuno dipimpin oleh anaknya yang bernama Rakai Pikatan dan turun takhta di tahun 856 M.

Dari pernikahan Rakai Pikatan dengan Putri Pramodhawardani, ia menghasilkan keturunan bungsu yang bernama Dyah Lokapala. Sejak ayahnya sudah turun tahta, akhirnya Dyah dipercaya untuk meneruskan kepemimpinan kerajaan Medang. Masa kepemimpinannya cukup lama hingga akhirnya dilanjutkan oleh Rakai Watuhumalang.

Takhta Kerajaan terus diturunkan ke Rakai Watukura yang kemudian dilanjutkan oleh Mpu Daksa. Hanya sebentar saja ia memimpin kerajaan Medang dipimpin oleh Dyah Tulodong Sri Sajjana. Tapi tak lama bertahta ia dikudeta sehingga harus digantikan oleh Dyah Wawa dan dilanjutkan oleh Mpu Sindok. Selang 18 tahun, ia diteruskan oleh Sri Isyana, Sri Makutawangsawardhana, dan yang terakhir adalah Isana Dharmawangsa.

Pendiri Kerajaan Mataram Kuno

Sesuai dengan silsilah yang sudah disebutkan di atas, pendiri kerajaan Mataram Kuno adalah raja pertama dari kerajaan ini. Ia adalah Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna seorang penguasa pulau Jawa sebelumnya. Dimulai dari dirinya yang dijadikan menantu oleh kerajaan Sunda.

Ketika sudah berhasil memimpin Sunda akhirnya ia berinisiatif untuk menguasai Pulau Jawa dan akhirnya berhasil. Sejak saat itu, akhirnya ia mendirikan kerajaan Mataram Kuno dan langsung memimpinnya sehingga semua orang di wilayah Jawa bisa hidup damai dan makmur. Kehebatan dan keberaniannya ini memang membuat semua orang kagum dengannya. Tapi, setelah ia tak lagi bertahta akhirnya Mataram Kuno beralih anutan menjadi Buddha ketika dipimpin oleh Rakai Panangkaran.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno

Sesuai dengan namanya, sistem pemerintahan kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang digunakan sejak abad ke-8 hingga runtuhnya di abad 11. Sistemnya sesuai dengan keyakinan atau agama yang dianut. Dimana sebelumnya sama dengan Dinasti Syailendra yaitu Hindu.

Namun, beberapa waktu kemudian sebagian besar orang di kerajaan ini berpindah menjadi Buddha. Sistem yang dijalankan selama tu lebih dikenal dengan sebutan Sanjaya yang di dalamnya terdapat beberapa bagian raja yaitu Datu dan Sri Maharaja.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

Tentang Letusan Gunung Berapi: Sedikit Berbagi Pengalaman

Penyebab runtuhnya kerajaan Mataram Kuno ini ketika tahta kerajaan diduduki oleh Raja Kayuwangi. Dimana pada saat itu, wilayah kerajaan menghadapi banyak masalah yang cukup rumit dan sulit untuk diselesaikan. Karena terdapat perpecahan di istana sehingga mengakibatkan adanya perang saudara. Meskipun di periode-periode sebelumnya kondisi aman dan damai, tapi ternyata masa keruntuhan pun tiba.

Beberapa penyebab kondisi semakin rumit dan runtuh adalah meletusnya gunung merapi sehingga laharnya menimbun beberapa candi yang dibangun oleh kerajaan sehingga rusak. Sejak saat itu, terjadilah krisis politik yang berlangsung cukup lama sejak tahun 927 M hingga 929 M.

Setelah dirasa kondisi perekonomian mulai menurun, akhirnya raja yang saat itu memimpin memutuskan untuk memindah wilayah kekuasaannya. Dimana sebelumnya terletak di Jawa Tengah kemudian dipindah ke Jawa Timur yang dirasa lokasinya lebih strategis untuk menjalankan perdagangan.

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

Sebelum mengalami keruntuhan, sebelumnya terdapat masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno yang dapat membuat kekuasaan ini dikenal sangat luas. Masa kejayaannya ini dapat dilihat dari beberapa bukti yang ada. Diantaranya adalah penduduk Mataram Kuno bisa bebas memilih untuk memeluk agama Hindu atau Buddha.

Di masa kepemimpinan Raja Rakai Panangkaran, ia berhasil menaklukan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitar wilayah Mataram Kuno. Bahkan, di masa kepemimpinannya ia juga bisa menjaga ketentraman rakyatnya sehingga nyaris tidak terjadi masalah apapun. Selain itu, kerajaan ini juga memiliki peran untuk mengatur aliran sungai agar lebih mudah dalam aktivitas perdagangan.

Sebelum Kerajaan Mataram Kuno runtuh karena berpindah letak dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, sebenarnya sempat mengalami kejayaan. Dimana saat itu lintas perdagangan lebih mudah karena lokasinya memang strategis yaitu di Sungai Brantas yang dekat dengan Sungai Bengawan Solo.

Lokasi kekuasaan yang dimiliki oleh kerajaan ini sangat luas, sehingga sangat mendukung aktivitas pertanian. Saat itu, para petani memutuskan untuk menanam padi dan tanaman lainnya dengan sangat mudah. Selain untuk dijadikan bahan pangan, hasil panen dari petani juga bisa diperdagangkan. Apalagi saat itu lalu lintas perdagangan sangat mendukung sehingga penghasilan yang didapatkan cukup besar.

Bukti kejayaan Mataram Kuno yang terakhir adalah jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Selat Malaka sangat mendukung. Jadi, pada saat itu raja yang berhasil membawa kerajaan ini di posisi kejayaan adalah Sanjaya dan Rakai Pangkaran. Tepatnya saat lokasinya sudah dipindah oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur. Meskipun hanya bisa bertahan tiga abad, setidaknya kerajaan ini banyak mengukir sejarah yang dapat dikenang oleh semua orang.

Kehidupan Ekonomi dan Politik Kerajaan Mataram Kuno

Berdasarkan prasasti Mantyasih, kehidupan ekonomi dan politik kerajaan Mataram Kuno telah berhasil memberikan hadiah tanah kepada 5 patihnya. Hadiah tersebut adalah bentuk terima kasih karena telah memberikan jasa yang sangat besar kepada Mataram Kuno. Dari semua raja yang pernah bertahta pada kerajaan ini, masing-masing sebenarnya memiliki keberhasilan tersendiri.

Terutama di masa Sri Maharaja Pananggalan yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Jadi, kondisi politik yang berantakan terjadi sebenarnya disebebkan oleh keadaan dan bencana yang tiba-tiba terjadi begitu saja. Padahal sebelumnya, Mataram Kuno ini dikenal sebagai kerajaan yang sangat damai.

Sedangkan untuk kondisi ekonomi dari kerajaan Mataram Kuno berbeda dengan kerajaan kediri, sebagian besar penghasilannya bertumpu pada sektor pertanian. Dimana hasilnya dapat menggerakkan sektor perdagangan juga. Bagaimana tidak? Lokasi yang mendukung karena memiliki tanah subur sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian sehingga mampu memberikan hasil panen terbaik.

Tapi sebelum menuju ke sektor perdagangan, raja yang memimpin menyiapkan dengan matang perkembangan kehidupan pelayaran. Karena dengan adanya pelayaran ini, dapat membuat kerajaan dengan bebas mempermudah aktivitas perdagangan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Pelayaran dibutuhkan dengan sebab sebagian besar wilayah dipisahkan dengan perairan.

Sebenarnya, keadaan ekonomi dan politik ini saling berkaitan untuk meningkatkan kejayaan dari kerajaan Mataram atau Medang. Tapi, sayangnya kondisi politik tidak begitu stabil sehingga membuat perekonomian terkadang mengalami kendala. Meskipun tidak langsung berpengaruh pada penduduk tapi lama-kelamaan akhirnya kerajaan ini menemui masa keruntuhan.

Makalah Kerajaan Mataram Kuno

Saat ini, untuk mendukung pembelajaran sesuai dengan kurikulum pendidikan akhirnya banyak orang yang share makalah kerajaan Mataram Kuno. Bukan orang sembarangan  yang bisa membagikan makalah tersebut. Melainkan orang-orang yang bergerak di bidang sejarah sehingga apapun penyampaiannya bisa diterima secara aktual.

Anda bisa mencarinya melalui internet dimana di dalamnya pasti mencakup bagaimana kerajaan ini berdiri hingga runtuh. Pentingnya mengingat sejarah di Indonesia sangat berpengaruh pada pendidikan khususnya untuk generasi muda yang tidak tahu bagaimana negara ini bisa terbentuk.

Dalam sebuah makalah yang membicarakan tentang Mataram Kuno akan dibahas berbagai bidang kehidupan di masa itu seperti sosial, ekonomi, politik dan masih banyak lagi. Bahkan, untuk membuktikan bahwa dahulu benar-benar ada kerajaan terdapat banyak peninggalan yang hingga saat ini justru dijadikan wisata edukasi.

Bahkan beberapa makalah membahas tentang salah satu peninggalan dari kerajaan Medang ini. Misalnya tentang Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Sewu dan masih banyak lagi. Semua ini masih di bawah perawatan agar semua orang tidak melupakan sejarah.

Para pembuat makalah kerajaan Mataram Kuno sebagian besar pasti adalah sejarawan. Kalaupun ada orang yang buka sejarawan pasti sudah melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber terpercaya. Karena, kalau membahas tentang sejarah tentu tidak boleh ada kekeliruan. Maka dari itu, bagi Anda yang ingin menambah wawasan akan lebih baik untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari makalah.

Tinggalkan komentar