Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua dengan corak Hindu-Budha yang ada di Nusantara. Diketahui berdiri di sekitar abad ke-3 dan 4, kerajaan ini berakhir sekitar abad ke-7. Kerajaan ini merupakan pemerintahan yang sangat tua jika dibandingkan dengan Majapahit, Singosari, dan juga Mataram. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas selengkap-lengkapnya tentang Tarumanegara. Raja Purnawarman adalah raja yang paling terkenal dan membuat Tarumanegara masuk ke masa kejayaannya.

Mulai dari apa saja peninggalan kerajaan ini, apa saja prasasti yang ditinggalkan sehingga membuat para ilmuwan lebih mudah memahami Tarumanegara, raja-raja yang memimpin, siapa yang mendirikannya, bagaimana kehidupan sosial dan politik, masa kejayaan, silsilahnya, hingga kemungkinan yang menjadi penyebab berakhirnya kerajaan ini.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Secara garis besar, peninggalan kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi dua, yaitu prasasti dan situs. Prasasti kerajaan ini berjumlah tujuh. Sedangkan untuk situs jumlahnya ada satu.

Prasasti yang ditinggalkan kerajaan ini antara lain prasasti Cidanghiyang, Muara Ciaten, Ciaruteun, Pasir Awi, Jambu, Kebon Kopi, dan Tugu. Kebanyakkan prasasti ditemukan di antara Sungai Citarum dan Sungai Cisadane. Ada juga yang ditemukan di daerah Cilincing, Jakarta. Sebab memang daerah itu dulunya menjadi kekuasaan Tarumanegara.

Penjelasan masing-masing prasasti dan di mana ditemukannya akan dibahas di poin selanjutnya, yaitu di bagian prasasti Kerajaan Tarumanegara. Peninggalan lainnya berupa situs adalah Situs Pasir Angin.

Situs Pasir Angin masih ada sampai sekarang ini dan berada di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang. Lebih tepatnya lagi ada di sebelah utara Sungai Cianten. Ada beberapa benda yang ditemukan di situs ini, diantaranya adalah topeng emas, dan peralatan yang terbuat dari emas, besi, perunggu, artefak, artefak kaca, dan batuan.

Baca juga : Kerajaan Kutai – Peninggalan, Sejarah, Letak, Pendiri, Masa Kejayaan

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Sejarah kerajaan Tarumanegara akan menceritakan sebuah kerajaan yang berada di Jawa Barat, lebih tepatnya di sebelah Kota Bogor yang berdiri selama kurang lebih 300 tahun. Ada sebanyak 13 raja yang pernah memimpin dan memiliki raja yang telah mengubah banyak hal saat memimpin dan masih terasa sampai sekarang pengaruhnya.

Tarumanegara adalah kerajaan yang rakyatnya sudah memiliki toleransi yang tinggi. hal ini dibuktikan dari adanya prasasti yang menjelaskan bahwa diantara rakyatnya ada yang menganut agama Hindu, Budha, dan agama nenek moyang. Mereka berhasil hidup berdampingan dengan damai.

Beberapa prasasti masih belum bisa diketahui arti dan maknanya sampai sekarang. Namun sisanya yang sudah diketahui telah menjelaskan bagaimana Tarumanegara berdiri sebagai kerajaan.

Diceritakan pula bagaimana kerajaan ini berakhir, yang mana masih menjadi kemungkinan alasan mengapa kerajaan ini berakhir. Dua kemungkinan yang di maksud adalah antara ditaklukannya oleh kerajaan lain atau hanya terjadi perubahan nama kerajaan.

Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Meskipun berdiri sebagai kerajaan selama kurang lebih 300 tahun saja, Tarumanegara telah meninggalkan cukup banyak prasasti kerajaan Tarumanegara. Kebanyakkan ukurannya besar-besar dan semuanya sudah bisa dibaca atau diambil makna yang terkandung.

Ada sebanyak tujuh prasasti yang ditinggalkan, diantaranya adalah prasasti Cidanghiyang, Muara Ciaten, Ciaruteun, Pasir Awi, prasasti Jambu, Kebon Kopi, dan prasasti Tugu.

Prasasti Ciaruteun adalah prasasti yang ditemukan di hilir sungai dengan cap telapak kaki Raja Purnawarman. Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan telapak kaki siapa yang ada di sana menggunakan bahasa Sansekerta.

Prasasti Jambu yang ditemukan di bukit Pasir Koleangkak, Leuwiliang, Bogor aalah ptrasasti yang juga menceritakan keberanian dan kegagahan Raja Purnawarman. Sedangkan prasasti Kebon Kopi ditemukan di Muara Hilir, Cibungbulan, Bogor. Dalam prasasti ini ada bekas telapak kaki yang ukurannya besar, bukan telapak kaki manusia. Ilmuwan memperkirakan bahwa telapak kaki tersebut adalah milik Airwata yang dipercaya sebagai gajah yang ditunggangi Dewa Indra.

Prasasti Tugu ditemukan di daerah Cilincing di Jakarta. Di sana diterangkan bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang telah menggali sungai Candrabaga. Dari prasasti inilah disimpulkan bahwa dahulu Purnawarman memang menyayangi rakyatnya dengan cara mengalikan parit dan sungai untuk mempermudah rakyatnya melakukan mata pencaharian.

Ada juga prasasti Cidanghiang yang sama-sama menceritakan kegagahan Raja Purnawarman. Namun bedanya, dalam prasasti ini juga dijelaskan batas-batas Tarumanegara. Di sebelah selatan berbatasan dengan laut, di sebelah utara berbatasan dengan Karawang, sebelah timur berbatasan dengan Citarum, dan berbatasan dengan laut di sebelah barat.

Letak Kerajaan Tarumanegara

Ilmuwan terbantu menentukan letak kerajaan Tarumanegara dari salah satu prasasti yang ditinggalkan, yaitu prasasti Cidanghiang yang menjelaskan batas-batas Tarumanegara. Kerajaan ini pada masa kejayaannya memiliki pusat atau luas sebesar Provinsi Jawa Barat yang sekarang. Ibukotanya bernama Sundapura, yang dipindahkan ke tepi pantai atau tepatnya di lautan utara Pulau Jawa.

Karena kebanyakan prasasti ditemukan di sekitar Sungai Cisadane dan Sungai Citarum, telah diperkirakan bahwa pusat kerajaan ini berada diantara Sungai Cisadane dan Sungai Citarum.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa nama Tarumanegara aslinya berasal dari kata Taruma yang berarti ikan nila. Yang mana kemudian namanya juga digunakan untuk menamai sungai yang ada di sana, yaitu Sungai Citarum. Karena hal ini, diperkirakan Tarumanegara di sebelah Kota Bogor.

Raja Kerajaan Tarumanegara

Daftar raja kerajaan Tarumanegara diawali dengan raja yang pertama atau yang mendirikan kerajaan ini. Apapun raja yang pertama adalah Jayasingawarman. Sebelum disebutkan raja-raja yang setelahnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa ada sebanyak 13 raja yang telah memimpin Tarumanegara.

Jayawingawarman memimpin Tarumanegara selama 24 tahun, setelahnya dilanjutkan oleh Dharmayawarman selama 13 tahun, Purnawarman selama 39 tahun, Wisnuwarman selama 21 tahun, Indrawarman selama 60 tahun, Candrawarman selama 20 tahun, Suryawaman sampai tahun 561 Masehi, Kertawarman sampai tahun 628 Masehi, Sudhawarman sampai 639 Masehi, Hariwangsawarman sampai 640 Masehi, Nagajayawarman sampai 666 Masehi, Lingawarman sampai 669 Masehi, dan diakhiri Tarusbawa sampai 723 Masehi.

Lebih lengkap tentang hubungan antara satu raja dengan lainnya dijelaskan pada bagian Silsilah Kerajaan Tarumanegara.

Pendiri Kerajaan Tarumanegara

Menurut peninggalan dari Tarumanegara, pendiri kerajaan Tarumanegara adalah Jayasingawarman. Namun sayangnya, kapan tepatnya ia mendirikan Tarumanegara masih menjadi kemungkinan. Dua kemungkinan yang ada adalah antara dia mendirikan pada tahun 358 Masehi dan kemungkinan yang kedua adalah berdiri pada tahun 450 Masehi.

Jika benar Tarumanegara adalah kerajaan yang berdiri pada tahun 358 Masehi maka seharusnya kerajaan ini mendapatkan urutan kedua dari kerajaan-kerajaan tertua corak Hindu Budha di Indonesia. Namun jika benar kerajaan ini baru berdiri pada tahun 450 Masehi, maka mengapa diceritakan bahwa Jayasingawarman adalah seorang pengungsi dari India yang kerajaannya telah diserang kerajaan Gupta?

Terlepas dari tahun tepatnya Tarumanegara berdiri, tetaplah menjadi fakta bahwa Jayasingawarman adalah raja yang mendirikan Tarumanegara. Jayasingawarman diceritakan sebagai salah seorang pengungsi dari India yang datang ke Nusantara.

Ia pun mengungsi karena kerajaannya telah diserang oleh Maharaja Samudragupta yang berasal dari Kerajaan Gupta di India sana. Jayasingawarman mulanya menjadi masyarakat biasa di daerah yang sekarang menjadi Jawa Barat.

Lama-lama daerah tersebut semakin maju dan ia meminta izin warga sekitar untuk membangun kerajaan. Kerajaan yang kemudian dikenal sebagai kerajaan Tarumanegara. Untuk diketahui. Jayasingawarman datang ke Nusantara sebagai seorang Maharesi.

Masa Kejayaan Tarumanegara

Tarumanegara berhasil memasuki masa kejayaan saat dipimpin oleh raja yang bernama Purnawarman, merupakan raja ketiga dari kerajaan ini. Raja Purnawarman memang banyak diceritakan dalam prasasti-prasasti peninggalan kerajaan ini. Karena sifatnya yang dermawan, mencintai rakyatnya, cerdas, dan sifat positif lainnya. Tak heran jika rakyat maupun musuhnya menyukainya.

Di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman, saat itu Tarumanegara berhasil merebut kekuasaan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Karena hal ini, daerah kekuasaan Tarumanegara dahulu luasnya sama seperti luas Provinsi Jawa Barat yang sekarang.

Pada masa kejayaannya, kerajaan ini sudah memiliki peraturan perundang-undangan, strategi perang, peraturan untuk angkatan perang, dan ousaka-pusaka yang membuktikannya.

Selama masa pemerintahan Raja Purnawarman, Tarumanegara berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Juga terjadi pemindahan ibukota pada saat raja ini memimpin, dari yang tadinya di tengah daratan menjadi di tepi pantai karena dinilai lebih mudah aksesnya.

Penghalau banjir, akses maritim, dan sistem irigasi dibangun besar-besaran saat Tarumanegara berjaya. Karenanya, mata pencaharian rakyatnya lebih terbantu dan bisa lebih sejahtera dari sebelumnya.

Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang dinilai memiliki masyarakat dengan toleransi tinggi. Apa penyebabnya akan dibahas pada bagian kehidupan politik dan sosial kerajaan Tarumanegara berikut ini.

Salah satu raja yang memimpin kerajaan ini adalah Raja Purnawarman, yang mana merupakan raja ketiga. Raja Purnawarman berhasil membawa Tarumanegara ke masa kejayaannya. Ia pun juga dikenal sebagai sosok yang sangat disegani oleh rakyatnya. Malahan, bukan hanya rakyatnya saja. diketahui musuh-musuhnya pun juga segan dengannya.

Sebagai raja, memang Purnawarman sengatlah dermawan dan banyak membantu rakyatnya. Memerintah selama kurang lebih 22 tahun, ia aktif membuatkan parit dan infrastruktur untuk membantu matapencaharian rakyatnya. Karena ini pula, telah diketahui bahwa matapencaharian terbanyak dari masyarakat Tarumanegara adalah bercocok tanam.

Masyarakat di kerajaan ini terbukti memiliki toleransi yang tinggi dibuktikan dari prasasti yang ditinggalkan. Dalam prasasti dijelaskan bahwa pada saat itu ada tiga agama yang dianut oleh masyarakat Tarumanegara. Kerajaan ini selalu dipimpin oleh raja yang beraama Hindu, namun diantara rakyatnya ada yang beragama Hindu, Budha, dan agama nenek moyang atau animisme.

Agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyatnya merupakan Hindu Siwa. Hal ini diketahui dari banyaknya lambang telapak kaki yang diartikan sebagai telapak kaki Dewa Siwa karena dinilai sebagai dewa pelindung dunia.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Sampai detik ini, apa penyebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara masih menjadi sebuah kemungkinan. Ada dua kemungkinan yang sampai sekarang dipegang dalam cerita sejarah atas apa yang menyebabkan salah satu kerajaan Hindu-Budha tertua di Indonesia ini berakhir.

Dua kemungkinan yang ada adalah karena kerajaan ini diserang oleh kerajaan Sriwijaya, atau karena terjadinya pernikahan anak raja Tarumanegara dengan pendiri kerajaan Sriwijaya hingga Tarumanegara berubah menjadi kerajaan Sunda. Jika itu dikarenakan serangan dari kerajaan Sriwijaya maka dahulunya ada hubungan yang tidak baik antara dua kerajaan ini.

Namun jika dikarenakan terjadi pernikahan antara anak rajanya dengan pendiri kerajaan lain, maka runtuhnya kerajaan disebabkan hubungan yang baik-baik saja. Sebab jika benar karena ini runtuhnya, Tarumanegara tidak selamanya runtuh melainkan berubah menjadi kerajaan Sunda.

Terlepas dari dua kemungkinan tersebut, ada beberapa bukti yang bisa menjadi salah satu kemungkinan menjadi kenyataan. Dahulu Tarumanegara adalah kerajaan yang aktif mengirimkan utusan ke Cina. Sebab, saat Raja Purnawarman memimpin telah terjalin hubungan diplomastik antara Tarumanegara dengan Cina. Diketahui pada kitab yang berasal dari Cina bahwa sejak tahun 669 Masehi, diplomatik Cina sudah tak lagi menerima utusan dari Tarumanegara.

Bukti yang lain berasal dari prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya. Pada salah satu prasastinya, tertulis bahwa bumi Jawa kini sudah tunduk meskipun sebelumnya ‘tidak mau tunduk’. Yang mana padahal pada masa itu hanya Tarumanegara lah satu-satunya kerajaan yang berada di Pulau Jawa. Diketahui setelah Tarumanegara tunduk, wilayah kekuasaan Tarumanegara atau sebagian wilayah di Pulau Jawa menjadi dikuasai kerajaan Sriwijaya.

Silsilah Kerajaan Tarumanegara

Bersumber dari peninggalan-peninggalan Tarumanegara, diketahui ada sebanyak 13 raja yang pernah memimpin kerajaan ini. Untuk diketahui, Tarumanegara adalah salah satu kerajaan dengan corak Hindu-Budha tertua di Indonesia atau Nusantara. Jika diurutkan, Tarumanegara menempati nomor tiga setelah kerajaan Salakanagara dan kerajaan Kutai.

Raja pertama yang memimpin adalah Jayasingawarman yang memimpin selama 24 tahun. Jayasingawarman adalah seorang pengungsi dari India. Di tempat ia mengungsi, ternyata menjadi wilayah yang semakin besar. Kemudian ia memutuskan untuk mendirikan kerajaan Tarumanegara.

Kepemimpinan Tarumanegara kemudian diteruskan oleh putra Jayasingawarman yang bernama Dharmayawarman. Setelah memimpin selama 13 tahun, kekuasaan berpindah ke Raja Purnawarman yang mana merupakan raja paling terkenal dari Tarumanegara.

Raja yang memimpin setelah Purnawarman adalah Wisnuwarman, dilanjutkan oleh Indrawarman, Candrawarman, Suryawarman, Kertawarman, Sudhawarman, Hariwangsawarman, Nagajayawarman, dan Linggawarman. Kurang bisa diketahui hubungan secara pasti antara raja-raja ini, namun kemungkinan besar hubungannya adalah ayah dan anak.

Raja Linggawarman yang memimpin sampai tahun 669 Masehi kemudian memiliki dua orang putri, yaitu Manasih dan Sobakanca. Sobakanca menikah dengan Dapunta Hyang yang kemudian menjadi seorang pendiri kerajaan Sriwijaya yang berda di Palembang. Sedangkan Manasih kemudian menikah dengan Tarusbawa yang kemudian menjadi raja ke-13 Tarumanegara.

Berakhirnya Tarumanegara bermula di bawah kepimpinan Raja Tarusbawa. Sebab ia merubah kerajaan Tarumanegara menjadi kerajaan Sunda, tepatnya di tahun 670 Masehi.

Makalah Kerajaan Tarumanegara

Makalah kerajaan Tarumanegara adalah makalah yang akan menarik untuk dipelajari. Tarumanegara adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha tertua di Indonesia atau di Nusantara. Selain itu, juga menjadi kerajaan tertua bercorak Hindu-Budha di Pulau Jawa.

Kerajaan yang berdiri selama 300 an tahun ini didirikan oleh seorang Maharesi dari India dan juga memiliki raja yang sanat mencintai rakyatnya. Adanya pemindahan ibukota supaya dekat dengan pantai menjadi salah satu pelajaran yang bisa diambil di bidang tata kota atau tata wilayah.

Kerajaan ini juga telah meninggalkan cukup banyak prasasti yang kebanyakan ditemukan di sekitar sungai. Yang mana telah menjadi saski bahwa dulunya memang raja yang memimpin aktif membuatkan sungai atau parit untuk kepentingan masyarakatnya. Tarumanegara juga memiliki raja yang disegani rakyatnya sekaligus musuhnya, sangat lah jarang seseorang, apalagi seorang raja disegani oleh musuhnya.

Akan menjadi pembicaraan yang menarik tentang apa yang menyebabkan kerajaan ini berakhir. Apakah berakhir secara damai atau terjadi peperangan dulu yang menyebabkannya runtuh. Lebih tepatnya tentang dua kemungkinan penyebabnya telah disebutkan di poin sebelumnya. 

Tinggalkan komentar