Proklamasi

Proklamasi menjadi momen paling tak terlupakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Setiap tahun, tepatnya 17 Agustus, kita memperingati hari tersebut sebagai hari kemerdekaan sebagai peringatan momen proklamasi. Pembacaan teks pun kerap diulang dalam upacara rutin tahunan, baik di sekolah, gedung pemerintahan, maupun Istana Negara. Tujuannya tentu untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur.

Dibalik terciptanya teks tersebut, ada ratusan nyawa yang rela berkorban demi kemerdekaan. Tak sedikit yang merelakan harta, benda, dan nyawa untuk terus berjuang. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya kita mengisi dan memaknai kemerdekaan sebagai hal yang sakral. Bukan hanya sebagai momen tahunan dengan upacara belaka, tetapi makna yang lebih mendalam.

Untuk mengisi kemerdekaan, anak muda bisa melakukan berbagai hal. Salah satunya menorehkan prestasi yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Sayangnya, banyak peristiwa pula yang mencoreng semangat kemerdekaan dan cita-cita mulia para pahlawan. Konflik dan pertentangan antar masyarakat adalah segelintir diantaranya.

Teks Proklamasi

Teks proklamasi pertama kali dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta. Peristiwa tersebut dilakukan tepat di pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Faradj bin Said. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat tersebut dihibahkan kepada kedua proklamator demi mendukung kemerdekaan tanah air.

Penulisan teks sendiri berlangsung secara alot, bahkan melibatkan peristiwa bersejarah. Sehari sebelum kemerdekaan, kedua proklamator diculik dan dibawa ke rumah hibah. Tak ada yang menduga peristiwa bersejarah tersebut akan terjadi di hari Jumat. Para pemuda yang mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta pun tak menaruh ekspektasi tinggi.

Meskipun demikian, pengumuman terkait kemerdekaan benar-benar terjadi. Hal ini tidak terlepas dari semangat juang dan kesadaran pemimpin negara untuk terlepas dari belenggu penjajahan. Berawal dari peristiwa ini pula, kedua proklamator disahkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Perjuangan keduanya benar-benar tak terlupakan dan terus diingat dalam sejarah.

Naskah Proklamasi

Naskah proklamasi ditandatangani sendiri oleh Ir. Soekarno dengan membubuhkan nama ‘Soekarno’. Ia menuliskan namanya dengan otografi Belanda. Selain Soekarno, naskah juga ditandatangani oleh Drs. Mohammad Hatta sebagai perwakilan rakyat Indonesia. Di dalam naskah, terdapat beberapa kalimat penekanan yang mengakui kemerdekaan Indonesia sejak naskah dibacakan.

Tak banyak yang menyadari kalau naskah asli sempat terbuang ke tempat sampah. Naskah asli tersebut ditulis tangan langsung oleh Soekarno, sebelum akhirnya diketik. Kebanyakan dari kita menganggap hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah asli. Padahal naskah tersebut berisikan perubahan yang telah disetujui oleh Soekarno dan Hatta.

Saat penulisan naskah, Soekarno dan Hatta mendapat dorongan keras dari para pemuda. Mereka meminta isi teks terkesan keras dan mendesak pemerintah Jepang untuk menyerah. Desakan tersebut tak disetujui oleh pejabat Jepang yang terlibat. Pada akhirnya, kata-kata yang bersifat desakan dan keras diubah menjadi ‘pemindahan kekuasaan’.

Pembacaan naskah pun diselenggarakan secara besar-besaran dan lantang. Usai pembacaan naskah di rumah warga Jepang, pengumuman resmi disampaikan melalui radio. Seluruh masyarakat Indonesia di pelosok negeri pun menyambut gembira berita tersebut. Walaupun sempat terjadi penolakan dari Jepang, Indonesia tetap menyatakan kemerdekaannya.

Proklamasi Kemerdekaan

Siapa yang bisa melupakan peristiwa bersejarah proklamasi kemerdekaan? Rasanya tak ada satu orang Indonesia pun yang bisa melupakannya. Pasalnya, peristiwa ini sangat sakral dan membekas di benak siapapun. Dibalik peristiwa tersebut pun, pemerintah sempat menghadapi permasalahan sampai akhirnya merdeka 100%.

Penyebaran kabar kemerdekaan pun mengalami kendala cukup tajam. Salah satu penyebabnya adalah kecaman keras dari Jepang yang enggan melepaskan Indonesia begitu saja. Para penyebar berita pun ditangkap oleh tentara Jepang, agar tak memberitahu lebih banyak orang. Walaupun demikian, masyarakat tetap menyampaikan kabar bahagia tersebut secara sembunyi-sembunyi.

Di sejumlah daerah, kabar kemerdekaan diterima sangat terlambat. Ini dikarenakan penyegelan kantor berita ANTARA oleh pihak Jepang. Sehari setelah pembacaan teks, kantor berita tak bisa diakses oleh para anggotanya. Menariknya, beberapa anggota berinisiatif membuat pemancar baru untuk menyebarkan berita kemerdekaan ke seluruh negeri.

Di tanggal 20 Agustus, beberapa daerah baru mendengar kabar tersebut. Sejumlah surat kabar pun mulai menulis peristiwa bersejarah dan menyebarkan selebaran. Tak hanya memanfaatkan surat kabar, beberapa utusan yang hadir dalam sidang PPKI pun turut berperan aktif. Mereka ini pula yang membawa kabar ke beberapa daerah di luar Pulau Jawa.

Makna Proklamasi

 

Makna proklamasi bagi rakyat Indonesia adalah puncak perjuangan. Setelah 350 tahun dijajah oleh bangsa asing, Indonesia akhirnya bisa diakui sebagai negara kesatuan. Kedaulatan Indonesia sah di mata negara lain dan terlepas dari belenggu penjajah. Selain makna tersebut, kaum milenial rupanya punya pemikiran tersendiri terkait kemerdekaan.

Keberhasilan merebut kemerdekaan dimaknai kaum milenial sebagai babak baru. Akhirnya, rakyat Indonesia bisa mewujudkan mimpi dan cita-cita yang selama ini tertunda. Cita-cita bangsa untuk bisa hidup mandiri dan berdaulat bisa terwujud. Di samping itu, bangsa Indonesia pun bisa mewujudkan beberapa ide yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Sebagaimana yang telah terpatri dalam teks tersebut, bangsa ingin lebih cerdas, makmur, dan sejahtera. Selama masa penjajahan, rakyat mengalami penindasan akibat kesewenang-wenangan Belanda dan Jepang. Kabar kemerdekaan ibarat angin segar dan pembuka untuk melanjutkan perjuangan baru, yakni kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Sudahkah makna dan keinginan tersebut terwujud? Rasanya tak ada sesuatu yang instan, termasuk mewujudkan cita-cita terdalam dari rakyat Indonesia. Pasca kemerdekaan 1945, Indonesia mengalami tantangan baru dari pemerintah. Meskipun pemilihan wakil rakyat sudah dilakukan secara demokratis, masih banyak harapan yang belum terwujud sampai sekarang.

Tokoh Proklamasi

Berbicara soal kemerdekaan, kita tak bisa melupakan para tokoh proklamasi yang telah berjasa. Berkat kerja keras dan pengorbanan mereka, kemerdekaan akhirnya bisa tercapai. Untuk mengingatkan kembali Anda akan tokoh berjasa tersebut, kita akan membahasnya. Pertama, Ir. Soekarno yang merupakan Presiden pertama sekaligus bapak proklamator.

Selain membacakan dan menandatangani teks, Bung Karno juga ikut serta dalam perumusan. Kedua, Mohammad Hatta yang menuangkan ide pada paragraf kedua pada naskah. Beliau dikenal juga sebagai Bapak Koperasi Indonesia dan Wakil Presiden pertama. Nama Laksamana Maeda tentu sudah sering kita dengar pada pelajaran sejarah.

Maeda adalah perwira tinggi dari angkatan laut Jepang. Jasa beliau sulit dilupakan sebab terlibat langsung dalam perumusan naskah dan meminjamkan rumahnya untuk peristiwa bersejarah tersebut. Keempat, Achmad Soebardjo yang terlibat langsung merumuskan naskah dan berjuang merebut kemerdekaan. Berkat pengorbanan dan kecerdasannya, Achmad Soebardjo didapuk sebagai Menteri Luar Negeri di era pemerintahan Soekarno dan Hatta.

Istri Bung Karno rupanya turut serta pada momen sakral kemerdekaan. Lewat tangan terampilnya, bendera Merah Putih pertama dihasilkan. Fatmawati, sosok ibu negara yang akan selalu dikenang oleh siapapun. Beliau rela menjahit sendiri bendera Merah Putih untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1945.

Detik-Detik Proklamasi

Satu hari sebelum perumusan naskah, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok oleh golongan muda. Upaya tersebut dilakukan untuk menjauhkan kedua proklamator dari pengaruh Jepang. Pada hari yang sama, 16 Agustus 1945, golongan tua melakukan perundingan bersama Achmad Soebardjo. Perundingan ini menghasilkan keputusan untuk menyatakan kemerdekan di Jakarta.

Hasil keputusan memerintahkan Yusuf Kunto dan Achmad Soebardjo menjemput Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta. Tepat pada pukul 2 dini hari, 17 Agustus 1945, perumusan naskah pun dilakukan. Detik-detik proklamasi masih terjadi perundingan alot antara golongan tua dan muda. Dalam perundingan, golongan tua meminta Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani naskah sebagai perwakilan bangsa Indonesia.

Semua kejadian ini berlangsung di dapur rumah Laksamana Maeda. Tepat pukul 10 pagi, pembacaan naskah dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur. Pada saat itu, para anggota Barisan Pelopor terlambat datang. Mereka tak mengetahui adanya perubahan rencana dan tempat untuk pembacaan naskah. Tak ayal, Barisan Pelopor meminta naskah dibaca ulang.

Sayangnya, hal tersebut tak dikabulkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Meskipun demikian, mereka tetap meyakini dan mengikuti keputusan kedua proklamator. Di hari berikutnya, PPKI baru merumuskan UUD 1945 yang menjadi landasan hukum NKRI. Selanjutnya, PPKI memutuskan membentuk MPR yang akan disepakati di kemudian hari.

Peristiwa Sekitar Proklamasi

Tak banyak yang tahu kalau Soekarno dan Mohammad Hatta sempat menemui Jenderal Nishimura. Ketika tiba di Jakarta dari Rengasdengklok, Soekarno mencoba menemui Nishimura. Ia berniat menanyakan keseriusan pemerintah Jepang untuk menepati janjinya. Seperti yang kita tahu, Jepang sempat menjanjikan kemerdekaan Indonesia di Dalat, Vietnam.

Sayangnya, Nishimura tak memberi jawaban memuaskan kepada Soekarno dan Mohammad Hatta. Di waktu bersamaan, Jepang sebenarnya telah mengaku menyerah pada tentara sekutu. Peristiwa tersebut merupakan imbas dari bom Nagasaki dan Hiroshima. Nishimura sendiri tak bisa menepati janji karena desakan dari Jepang untuk menjaga status quo.

Mendengar hal ini, Soekarno tentu saja kecewa dan menyindir keras Nishimura. Tak ingin berlama-lama dan menghabiskan waktu, Soekarno pamit undur diri. Beliau mengingat Nishimura untuk tak ikut campur atas persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh PPKI. Nishimura diminta tak mengabarkan hal tersebut ke pihak Jepang dan pura-pura tidak tahu.

Peristiwa sekitar proklamasi ini merupakan runutan sejarah dari Rengasdengklok hingga Pegangsaan Timur. Upaya Soekarno untuk menemui Jenderal Nishimura bukanlah bentuk penyerahan diri atau meminta belas kasihan. Beliau ingin menuntut hak rakyat Indonesia yang telah dijanjikan Jepang sebelumnya. Terlebih Indonesia telah melakukan perlawanan sengit dan mengalahkan Jepang.

Sejarah Proklamasi

Sejarah proklamasi dimulai dari perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah. Segenap usaha dikerahkan untuk bisa memukul mundur dan mengusir penjajah dari tanah air. Perjuangan hebat tersebut ditutup dengan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh negara-negara tetangga, termasuk PPB dan penjajah.

Meskipun tak serta-merta diakui oleh penjajah, rakyat Indonesia bisa sedikit bernapas lega. Pembacaan teks menandai kebebasan dan kedaulatan rakyat telah dimulai. Sejarah mencatat, Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia di tahun 1949. Walau membutuhkan waktu 2 tahun untuk diakui berdaulat, pemerintah Indonesia tak kehabisan akal sedikitpun.

Ini terlihat dari upaya Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mulai membenahi sistem pemerintahan. Konflik antara Indonesia dan Belanda perihal kemerdekaan pun masih terus berlanjut. Diketahui pada tahun 2011, Belanda mengeluarkan pernyataan kalau mereka bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian di Rawagede.

Pembantaian dilakukan demi mempertahankan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Ini tentu saja memicu beragam polemik, terlebih ketidakseriusan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan bahwa mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949.

Isi Proklamasi

Rupanya masih banyak orang yang lupa dengan isi proklamasi. Apa sebenarnya yang coba disampaikan dalam naskah tersebut? Cita-cita mulia apa pula yang dituangkan dalam teks yang dirumuskan oleh para proklamator? Anda perlu mengetahui isi pemikiran dari para pejuang negara di awal kemerdekaan tersebut. Dari naskah otentik yang masih tersimpan di Museum Nasional, berikut bunyi teks tersebut.

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Penulisan teks masih menggunakan ejaan lama. Coba perhatikan pada bagian tahun di bawah teks. Di sana tertulis jelas hari 17 yang berarti tanggal 17. Sementara boelan 8 merujuk pada bulan Agustus. Untuk tahun sendiri, penulisannya mengikuti kalender Jepang, yakni tahun 2605. Jelas sekali kalau perumus naskah mengumumkan dan menyatakan kemerdekaan Indonesia terhitung sejak naskah dibacakan.

Kronologi Proklamasi

Runutan kronologi proklamasi dimulai dari pengakuan menyerah dari pihak Jepang kepada sekutu. Diawali dengan bom Nagasaki di tanggal 6 Agustus 1945 yang melemahkan semangat juang para tentara Jepang di seluruh dunia. Kejadian ini menginisiasi pembentukan BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Bom kedua yang dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 9 Agustus 1945 menjadi puncak persiapan kemerdekaan. Pasalnya, Soekarno dan Hatta memutuskan terbang ke Dalat, Vietnam untuk menemui Marsekal Terauchi. Di tanggal 10 Agustus, Sutan Syahrir menerima kabar kekalahan Jepang dari Amerika Serikat lewat siaran radio.

Sementara itu, Soekarno dan Hatta mendapatkan angin segar dari Terauchi pada tanggal 12 Agustus 1945. Saat itu, Terauchi menyatakan akan menyerahkan kemerdekaan Indonesia sesegera mungkin. Di Indonesia sendiri, para pejuang mulai mempersiapkan kemerdekaan. Mereka tak ingin menerima kemerdekaan sebagai bentuk hadiah belaka.

Menurut mereka, perjuangan selama ratusan tahun untuk merebut kemerdekaan tak bisa dibalas dengan pemberian cuma-cuma. Setelah menerima pernyataan resmi dari Terauchi, Soekarno dan Hatta kembali ke Indonesia. Dari sinilah beberapa persiapan menjelang kemerdekaan dilakukan, termasuk menyusun naskah dan pembukaan UUD.

Makalah Proklamasi

Sudah banyak makalah proklamasi yang disusun dan ditulis oleh para pelajar maupun mahasiswa. Anda bisa menemukan makalah-makalah tersebut di mesin pencarian maupun jurnal. Tak sedikit yang telah dipublikasikan dan bisa diunduh secara gratis. Perilisan makalah ke mesin pencarian tentu akan sangat membantu Anda dalam menemukan dan menyusun tulisan pribadi.

Dengan adanya makalah terkait kemerdekaan, Anda bisa merumuskan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada. Hal ini sangat diperlukan dalam menyusun dan menulis makalah pribadi maupun kelompok. Menuliskan topik yang sama tak akan memberikan informasi baru yang bisa dijadikan bahan penelitian atau penulisan berikutnya.

Jika Anda memilih topik yang sudah ada tanpa pembaharuan, ini berarti Anda hanya mengulang. Untuk apa mengulang tulisan yang telah jelas hasil akhirnya? Biar tak terkesan sia-sia, cobalah membaca topik yang mirip dan cari perbedaan. Tak harus topik yang terlalu grande atau luar biasa, Anda bisa mencari sesuatu yang sederhana, tetapi berkesan. Itulah mengapa, setiap sejarah Indonesia mulai kerajaan Hindu Budha, kerajaan Islam, sampai masa kolonial dan setelahnya sangat penting untuk dipelajari.

Tinggalkan komentar