Zaman Logam

Apakah Anda tahu pengertian dari zaman logam? Ingin tahu apa saja yang ada di zaman logam? Inilah penjelasan lengkap mengenai zaman logam mulai dari peninggalan, hasil kebudayaan, bejana perunggu di Indonesia, dan ciri-ciri.

Pengertian Zaman Logam

Zaman logam adalah zaman dimana masyarakat sudah banyak yang mengenal teknik-teknik pengolahan logam sehingga kehidupannya lebih maju dari zaman sebelumnya. Karena mayoritas masyrakatnya mampu untuk membuat alat-alat dari logam dengan sangat baik. Sehingga pada zaman logam inilah terjadinya peningkatan taraf kehidupan di masyarakat. Dikarenakan kehidupan pada zaman itu semakin kompleks, sehingga banyak sekali membutuhkan orang yang sangat terampil di bidang pengolahan logam. Karena pada dasarnya proses untuk membuat alat dari bahan logam terbilang sangat mudah jika dibandingkan dengan membuat alat tersebut dari batu.

Karena untuk membuat suatu alat dari logam cukup dengan meleburkan logam menjadi cair yang kemudian tuangkan cairan logam tersebut ke dalam cetakan suatu alat yang hendak dibuat. Sejalan dengan kemajuan zaman serta semakin terbukanya pola pikir masyarakat membuat masyarakat lainnya yang belum bisa membuat logam berlomba-lomba untuk dapat belajar membuat alat dari logam.

Ciri-Ciri Zaman Logam

Disaat zaman logam terjadi, banyak kemajuan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat. Berikut adalah ciri-ciri zaman logam:

  1. Kemajuan teknologi persawahan berkembang dengan sangat cepat sehingga menghasilkan sistem persawahan yang lebih efektif dan efisien dari sistem ladang.
  2. Aktivitas perdagangan di zaman logam bergitu ramai
  3. Penguburan jenazah ada yang dikubur dengan peti mati dan ada juga yang dikubur langsung di tanah.
  4. Ahli dalam mengolah logam, hal tersebut bisa dilihat dari sisa-sisa peninggalan yang berbahan dasar logam seperti anting, kalung, cincin, gelang tangan, gelang kaki, arca berbahan perunggu, candrasa, nekara, dan kapak corong.
  5. Aktivitas perdagangan berkembang dengan cepat di era ini, hal tersebut dikarenakan sudah ada perdagangan dari pulau ke pulau di Indonesia bahkan sampai kawasan Asia Tenggara dengan sistem barter atau saling tukar menukar barang dagangan. Biasanya barang-barang yang dijadikan barter berupa rempah-rempah, manik-manik, nekara serta arca yang berbahan perunggu, timah, moko, besi, dan kayu.

Budaya Zaman Logam

  1. Kebudayaan zaman terus berkembang dengan lebih baik dari sebelumnya
  2. Alat pendukung aktivitas sehari-hari untuk kehidupan semakin canggih dan lebih baik daripada sebelumnya
  3. Sektor pertanian mengalami perkembangan dengan pesat dikarenakan banyak alat baru yang telah terbuat dari bahan logam seperti contohnya cangkul.

Pembagian Zaman Logam

Zaman logam terbagi menjadi tiga zaman, mulai dari zaman tembaga, perunggu dan besi. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga zaman tersebut:

  1. Zaman tembaga adalah zaman dimana awalnya manusia mengenal dunia perlogaman, pada zaman ini manusia menggunakan tembaga untuk bahan dasar yang dipakai dalam membuat peralatan. Di Indonesia saat ini belum ditemukan peninggalan sejarah dari zaman tembaga, sehingga kemungkinan di Indonesia tidak terpengaruh di zaman tembaga. Karena hanya di negara Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja saja yang terpengaruh dengan zaman tembaga ini.
  2. Zaman perunggu adalah zaman dimana banyak orang yang membuat alat dari perunggu seperti contohnya Nekara, Bejana Perunggu, Kapak Corong, Arca atau Patung Perunggu, Candrasa, dan Moko.
  3. Zaman besi adalah zaman dimana manusia banyak yang membuat alat dari bahan besi, karena bahan dari besi menghasilkan alat yang lebih sempurna daripada menggunakan bahan tembaga dan perunggu. Sehingga lebih banyak orang yang berusaha mempelajari pencetakan logam besi di zaman logam daripada perunggu dan tembaga. Contoh peninggalan dari zaman besi banyak ditemukan di Indonesia, seperti contohnya alat mata sabit atau clurit, pisau, cangkul, kapak, dan lainnya.

Peninggalan Zaman Logam

  1. Nekara adalah drum besar yang mempunyai fungsi sebagai alat upacara ritual khusus sebagai pendamping upacara hujan dan kematian. Nekara yang biasa disebut dengan The Moon of Pajeng adalah salah satu nekara paling besar di Indonesia yang berada di Bali.
  2. Bejana perunggu memiliki bentuk layaknya piring dengan bagian yang tipis dan datar. Di Indonesia banyak sekali ditemukan bejana perunggu dari kapal yang ada di tepi danau krinci dan danau madura. Kapal yang ditemukan tersebut memiliki ornamen yang indah dengan garis yang geometris berbentuk pola-pola serta mempunyai pola huruf J.
  3. Kapak corong adalah alat yang digunakan untuk upacara tradisional dengan bentuk corong. Biasanya alat ini dapat ditemukan dengan mudah di sekitar wilayah Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Pusat.
  4. Arca dari bahan perunggu yaitu patung dengan bentuk seperti manusia ataupun binatang, biasanya patung ini berukuran tidak begitu besar serta terdapat cincin pada bagian atas patung tersebut. Kegunaan cincin tersebut yaitu untuk menggantungkan suatu alat ke patung atau arca, biasanya juga ada arca yang memakai liontin. Anda dapat menemukan patung atau arca perunggu dengan mudah di sekitar wilayah Sumatera Selatan, Riau, Palembang, dan Bogor.
  5. Candrasa adalah sebuah kapak yang berbentuk seperti senjata, namun alat tersebut tidak dipakai untuk perang karena tidak kuat. Candrasa bisa ditemukan di sekitar wilayah Bandung yang biasa digunakan untuk perlengkapan upacara.
  6. Moko adalah jenis Nekara dengan ukuran yang tentunya lebih kecil serta mempunyai fungsi sebagai warisan dari kepala suku lama untuk kepala suku yang baru sebagai mahar. Moko biasa ditemukan di sekitar pulau Manggarai dan Pulau Flores.

Dalam pembuatan kapak corong ada dua teknik berbeda yaitu:

Teknik Bivalve atau yang biasa disebut dengan teknik setangkup. Teknik ini digunakan untuk membuat perunggu dengan cara menangkupkan dua bagian batu sebagai cetakannya yang kemudian di isi dengan cairan logam. Berikut adalah cara membuat kapak corong menggunakan teknik bivalve:

  1. Menggunakan cetakan yang dihasilkan dari dua bagian batu
  2. Cetakan di ikat lalu dituangkan dengan cairan logam seperti perunggu kedalam alat cetakan
  3. Tunggu beberapa saat hingga cetakan mendingin dan membeku, lalu jika sudah bisa langsung dilepas dari cetakannya.

Teknik A Cire Perdue atau biasa disebut dengan teknik cetak lilin yang menggunakan bahan dari tanah liat maupun lilin. Berikut adalah cara membuat kapak corong menggunakan teknik a cire perdue:

  1. Membuat model benda yang hendak dibuat terlebih dahulu dari bahan lilin atau tanah liat
  2. Lalu benda tersebut dicetak dengan cara dibungkus dengan tanah liat atau lilin lalu setelah itu diberikan lubang
  3. Apabila sudah ditempelkan pada cetakan, kemudian dibakar dan lilin atau tanah liat itupun akan meleleh
  4. Setelah itu rongga bekas lilin atau tanah liat yang sudah dibuat tadi kemudian di isikan dengan cairan logam seperti perunggu
  5. Kemudian diamkan beberapa saat hingga dingin dan membeku, jika sudah baru bisa melepas cetakan yang terbuat dari tanah liat atau lilin tersebut sehingga menghasilkan kapak corong.

Itulah penjelasan lengkap mengenai zaman logam di Indonesia yang harus Anda pahami dan juga pelajari, semoga bermanfaat dan selamat belajar sejarah.

Tinggalkan komentar