Zaman Praaksara

Inilah penjelasan lengkap zaman praaksara mulai dari pengertian, peninggalan, ciri-ciri, pembagian zaman, pembabakan, dan hasil kebudayaan. Pengertian zaman praaksara adalah zaman terawal dalam sejarah manusia. Di masa praaksara mulai ditandai dengan munculnya kehidupan manusia dari beberapa tanda peninggalan seperti fosil dan alat yang terbuat dari batu.

Apa yang dimaksud dengan zaman praaksara pada tugas sejarah? Jadi masa praaksara itu sudah berlangsung sangat lama mulai dari belum adanya kehidupan hingga ada kehidupan manusia dan mulai mengenal sistem tulis menulis. Zaman praaksara ini berakhir masanya dengan jangka waktu yang berbeda-beda pada setiap wilayah. Hal ini disebabkan pada saat dulu kala setiap peradaban mempunyai jangka waktu yang berbeda-beda, sehingga bisa dilihat dari mulai mengenalnya sistem tulis menulis.

Banyak orang yang mengatakan bahwa zaman prasejarah yaitu adalah zaman praaksara, namun tentu saja itu sangat berbeda jauh. Karena di zaman prasejarah belum mengenal sistem tulis menulis pada peradabannya, sehingga tidak tepat apabila kedua zaman tersebut disamakan. Karena itu lebih banyak sejarawan yang menyebutkan bahwa praaksara lebih cocok digunakan untuk peradaban yang baru mengenal sistem tulis menulis. Zaman praaksara juga ada yang biasa menyebutnya zaman nirleka, yang berarti belum ditemukannya zaman tulis menulis.

Ciri-Ciri Zaman Praaksara

Ciri-ciri zaman praaksara yaitu masyarakatnya hidup dengan cara nomaden atau berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan bahan makanan dari alam pada zaman batu. Hingga pada zaman logam, masyarakatnya sudah tidak ketergantuan dengan bahan makanan dari alam. Karena mereka sudah bisa bercocok tanam dan juga sudah mempunyai tempat tinggal semi permanen. Sehingga tidak perlu lagi hidup berpindah-pindah tempat. Perkembangan zaman praaksara juga munculnya kehidupan berkelompok dengan adanya salah satu kepala suku. Sehingga pekerjaan yang dijalankan sehari-hari lebih ringan karena dijalankan bersama, daripada sebelumnya hidup secara individu saat di zaman batu.

Pembagian Zaman Praaksara

Menganut dari berbagai sumber, disimpulkan bahwa pembabakan zaman praaksara terbagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Hal ini didasari kuat dengan adanya bukti peninggalan peralatan pada masa itu. Zaman batu merupakan peradaban yang masih menggunakan berbagai alat dari bahan bebatuan untuk bertahan hidup. Zaman batu terbagi menjadi 3 zaman yaitu zaman batu tua, zaman batu muda, dan zaman batu besar. Sedangkan zaman logam sudah mulai mengenal peralatan yang terbuat dari tembaga, perunggu, dan besi yang terbagi menjadi 3 zaman yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.

Peninggalan Zaman Praaksara

Peninggalan di zaman praaksara terbagi juga menjadi 2 yaitu pada zaman batu dan logam. Lalu di zaman batu dan logam juga terbagi lagi menjadi beberapa zaman peralihan. Nah berikut adalah beberapa peninggalannya:

  1. Peninggalan zaman batu tua antara lain kapak genggam, alat penangkap ikan, alat penggali ubi, pisau, kapak perimbas, dan alat dari tulang binatang. Semua peralatan ini berbahan dasar batu, jadi belum terlihat seperti alat sekarang yang memiliki tampilan lebih menarik dengan dipadukan penggunaan kayu. Karena pada zaman batu tua hanya menggunakan batu saja yang di asah sampai lancip.
  2. Peninggalan di zaman batu muda yaitu kapak persegi dan kapak lojong yang berguna sebagai alat untuk bercocok tanam. Ada juga beberapa kerajinan gerabah yang ditemukan di masa zaman praaksara ini.
  3. Peninggalan zaman batu besar adalah salah satu keunikan tersendiri dimana ditemukannya menhir atau batu panjang yang berdiri tegak. Batu ini memiliki kegunaan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sehingga dapat terhindar dari gangguan roh jahat. Ada juga di beberapa daerah di Sumatra yang menemukan peninggalan berupa dolmen, punden berundak, sarkofagus, serta arca yang sederhana.
  4. Peninggalan zaman logam meliputi peralatan seperti bejana, nekara, kapak corong, arca, candrasa, dan moko. Alat-alat tersebut ditemukan di berbagai zaman praaksara, mulai dari zaman tembaga, perunggu, dan besi. Beberapa alat ini biasa digunakan untuk bercocok tanam dan membuat bangunan semi permanen di dalam goa, sehingga tidak heran jika sekarang banyak ditemukan goa yang ditemukan dalam keadaan bagus dan terdapat beberapa tanda kehidupan masa lampau seperti adanya lukisan atau gambar hewan pada dinding goa.

Hasil Kebudayaan Zaman Praaksara

Hasil kebudayaan di zaman praaksara yaitu terjadinya pola hidup yang berbeda dari awal zaman batu hingga akhir zaman logam. Pada zaman batu, masyarakatnya hidup dengan cara nomaden atau berpindah-pindah tempat. Di zaman batu, masyarakatnya juga bekerja secara individual tanpa memikirkan satu sama lainnya dan masih bergantung terhadap hasil alam sebagai sumber makanannya. Sedangkan di zaman logam, masyarakatnya sudah hidup di bangunan semi permanen maupun tinggal di goa-goa. Di zaman logam juga masyarakatnya sudah mulai hidup secara berkelompok dan salah satu mereka ada yang menjadi kepala suku dari kelompok tersebut. Kehidupan di zaman logam juga sudah tidak bergantung pada hasil alam, karena sudah banyak yang bisa bercocok tanam sehingga tidak perlu lagi hidup berpindah-pindah tempat. Di zaman logam juga masyarakatnya sudah mulai mengenal tulisan menulis, sehingga banyaknya ditemukan peninggalan sejarah berupa gerabah yang terdapat lukisan-lukisan.

Zaman Praaksara di Indonesia

Zaman praaksara sudah mulai di Indonesia sejak masyarakatnya sudah mulai mengenal kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama setiap kelompoknya. Karena masa praaksara di Indonesia ini masyarakatnya sudah saling gotong-royong untuk dapat memudahkan dalam membuat suatu alat baik yang dibuat dengan bahan batu maupun dari bahan logam. Hal ini dilakukan untuk dapat memperingkas waktu pengerjaan dan mengurangi beban pengerjaan dalam membuat suatu alat. Sehingga tidak heran jika saat ini kita masih mengenal apa itu kerjasama ataupun gotong-royong. Pada masa lampau dulu, mereka hanyalah berjalan atau bekerja sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kepala suku. Sehingga satu kelompok dengan satu kelompok yang lain pasti akan mempunyai kesibukan yang berbeda-beda. Maka dari itu, jika terjadi kesalahpahaman biasanya akan menimbulkan pertikaian antar kelompok. Jadi pada saat ini kepala suku yang mempunyai peran penting dalam kehidupan kelompoknya, sehingga tidak perlu lagi ketergantungan makanan yang bersumber dari alam. Karena apabila sudah mempunyai alat yang lengkap untuk bercocok tanam, pasti mereka akan sungkan untuk hidup berpindah-pindah tempat.

Tinggalkan komentar